Berau Kekurangan Nakes dan Obat Anti Virus

Bupati Berau, Sri Juniarsih bersama Wabup, Gamalis serta Satgas COVID-19, mengikuti undangan video conference pembahasan penanganan COVID-19 dengan Gubernur Kaltim, H Isran Noor, Rabu (4/8/2021). (Foto Rita Amelia/Niaga.Asia)

TANJUNG REDEB.NIAGA.ASIA –Bupati Berau, Sri Juniarsih mengatakan, Berau kekurangan banyak tenaga kesehatan (nakes), dari itu Pemkab Nunukan sekarang   fokus menambah nakes  untuk melayani pasien positif COVID-19 yang  sekarang ini masih banyak dirawat. Selain itu Berau juga kekurangan persedian obat anti virus.

Hal ini diungkapkannya usai mengikuti rapat koordinasi penanganan COVID-19 Kaltim bersama Satgas dan Gubernur Kaltim,  H Isran Noor, hari Rabu (4/8/2021).

“Dari 60 nakes yang dibutuhkan, baru 18 orang yang mendaftar. Kita masih usahakan itu bagaimana agar kebutuhan nakes bisa terpenuhi. Pemkab juga membuka lowongan bagi yang mau menjadi relawan dalam membantu penanganan COVID-19 di Berau,” jelas Sri Juniarsih.

Tak hanya itu, koordinasi dengan pusat juga terus dilakukan, terkait masalah kekurangan dan keperluan apa saja dalam penanganan pandemi ini. Terlebih, dengan kondisi Kabupaten Berau yang masih dalam masa perpanjangan PPKM hingga 9 Agustus mendatang, tentunya hal ini menjadi perhatian utama.

“Selain nakes, ketersediaan vitamin dan obat-obatan khususnya obat anti virus masih sangat kurang di Berau ini. Itu juga yang akan kami laporkan terus ke provinsi maupun pusat. Apalagi, jumlah penambahan positif juga masih sangat banyak setiap harinya, tentu kita perlu fokus untuk pengadaan keperluan bagi perawatan pasien COVID-19,” tambahnya.

Bahkan, tidak menutup kemungkinan jika kedepannya keadaan memang mengharuskan untuk melakukan penambahan personel, Sri Juniarsih menyebut akan membuka opsi menerima bantuan relawan dari Provinsi hingga Pusat.

Sedangkan Direktur RSUD Abdul Rivai, Nurmin Baso ketika ditanya ketersediaan nakes khususnya yang bertugas dalam penanganan COVID-19, juga menyebut jika masih sangat kekurangan. Terlebih, dengan tambahan pembukaan ruangan isolasi yakni ruang Anggrek dan Dahlia, tentunya juga membutuhkan tambahan nakes yang bertugas di dua ruangan tersebut.

Saat ini kapasitas bed semakin berkurang, karena tidak menyangka kalau kasus tambahan sebanyak ini. Ruang Anggrek dan Dahlia sudah kembali dioperasikan sebagai ruang isolasi sejak 2 Agustus kemarin, tapi masih kurang cukup, dan tersisa 3 bed lagi.

“Sedangkan untuk Nakes, karena menambah ruangan, pasti kita rekrut lagi. Saat ini kita butuh perawat dan bidan sebanyak 28 orang, dan juga dokter umum, tapi untuk dokter belum ada yang mendaftar,” jelas Nurmin.

Dikatakannya juga, sebenarnya secara umum jumlah nakes yang ada di RSUD saat ini cukup kalau normal, maksudnya tidak ada yang terpapar. Tetapi, sudah ada sekitar 20 persen dari total jumlah nakes yang terpapar COVID-19, sehingga diperlukan tambahan.

Penulis: Rita Amelia I Editor: Intoniswan

Tag: