Berau Pintu Strategis Masuknya Narkoba

aa
Ketua Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Berau, H Agus Tantomo menyematkan tanda peserta pada  kegiatan pengembangan kapasitas program P4GN (Pencegahan pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba) di ruang Sangalaki kantor Bupati Berau, Kamis (26/9). (Foto BTV)

TANJUNG REDEB.NIAGA.ASIA-Pintu masuknya narkoba masuk ke Indonesia melalui  banyak celah di beberapa daerah, salah satunya Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Kabupaten Berau dijadikan salah satu pintu masuk oleh jaringan narkoba internasional karena dianggap sangat strategis, baik melaui darat maupun laut .

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Berau, H Agus Tantomo, Kamis (26/9), saat membuka kegiatan pengembangan kapasitas program P4GN (Pencegahan pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba) di ruang Sangalaki kantor Bupati Berau.

Menurut Agus, karena kondisi ini makin memperihatinkan, BNK pun merasa khawatir, jika tidak ada langkah pengamanan, perang melawan narkoba  dimenangkan oleh para bandar besar, yang jaringannya tingkat internasional.

“Ini akan menjadi masalah serius, karena posisi geografis sangat strategis untuk distribusi narkoba yang akan ditujukan ke kabupaten kota lainnya,” ungkap Agus.

Menurutnya, sejumlah pengungkapan kasus narkoba di Kabupaten Berau menjadi bukti, jika wilayah ini menjadi jalur distribusi narkoba. Mulai dari paket narkoba jenis shabu-shabu dalam kemasan poket kecil, hingga narkoba seberat 7 kilogram.

“Pengungkapan kasus itu jadi buktinya, narkoba yang dipasarkan ke Bontang, Samarinda, Balikpapan bahkan Sulawesi, itu didistribusikan melalui Berau. Kami juga harus mengakui fakta, bahwa kasus narkoba di Berau setiap tahun tidak berkurang, justru semakin meningkat,” ujar Agus yang juga menjabat sebagai Wakil Bupati Berau ini.

Agus menambahkan, BNK bersama aparat kepolisian dibantu jajaran TNI, menghadapi pekerjaan berat memberantas narkoba.“Saya harus akui, perang melawan narkoba itu pekerjaan berat. kampanye anti narkoba, usaha kita menakut-nakuti masyarakat tentang bahaya narkoba, itu kalah kuat dengan marketing narkoba. Lebih mudah membujuk masyarakat untuk menjadi pemakai dan pengedar narkoba dari pada memberikan pemahaman bahwa narkoba bisa menyebabkan kehancuran,” kata Agus.

Apalagi, kata Agus, jika para bandar membujuk masyarakat untuk menjadi pengedar narkoba dengan motif ekonomi. “Karena margin keuntungan narkoba itu luar biasa. Pemahaman bahaya narkoba itu kalah kuat dengan motif ekonomi,” jelasnya.

Itu sebabnya, tidak sedikit wanita yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga yang tertarik jadi pengedar narkoba. Belum lagi motif-motif lain yang mendorong seseorang tertarik berbisnis narkoba. BNK Berau pernah melakukan penelitian dan menemukan fakta menarik di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB, Tanjung Redeb.

Ditegaskan pula, beberapa pemakai narkoba yang ditangkap dan dijebloskan ke Rutan, setelah beberapa bulan bebas, kemudian ditangkap lagi dan statusnya naik kelas jadi pengedar narkoba, terangnya.

Naiknya status pemakai jadi pengedar ini prosesnya di rumah tahanan. Karena di dalam Rutan ada yang mengajari bagaimana mendapatkan narkoba, berapa keuntungan yang didapat, dan inilah yang membuat tergiur.

“Dan yang berbahaya lagi, setiap satu pengedar baru, menciptakan 20 pemakai narkoba. Karena itu saya mengajak masyarakat secara keseluruhan memerangi narkoba, yang dapat merusak masa depan anak bangsa,” tegasnya. (008)