Besok, AMPK Demo, Jalan Gajah Mada Ditutup

aa
Angkutan logistik dalam kota Samarinda dihadang aktivis Aliansi Masyarakat Peduli Karst (AMPK) saat demo di Jalan Gajah Mada, Senin (25/3/2019)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Besok, Senin (8/4/2019) mulai pukul 09.00 Wita akan ditutup dan akan  ada pengalihan alur lalulintas. Penyebabnya, karena Aliansi Masyarakat Peduli Karts  (AMPK) demonstrasi menolak pendirian pabrik semen di Kutai Timur di depan Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada.

Sejumlah ruas jalan di kota Samarinda Senin (8/4/2019) dipastikan akan mengalami kemacetan lantaran perubahan arus lalulintas. Perubahan arus lalulintas tersebut terjadi di pertigaan Jl Slamet Riyadi Teluk Lerong – Antasari,”  kata Kapolresta Samarinda, Kombews Pol Vendra Rivianto melalui Kasubag Humas Polresta Samarinda, Ipda Danovan, Minggu (7/4/2019) Siang.

LSR Menduga Aktivis AMPK Sebelum Demo Minum Miras

Gubernur Kaltim: Pabrik Semen Bukan di Kawasan Karst

Sebagaimana dilansir Kaltimnews.com, perubahan arus lalulintas yang dilakukan pihaknya lantaran akan terjadi terjadi aksi unjuk rasa oleh Aliansi Masyarakat Peduli Karst Kalimantan Timur (AMPK) di depan kantor Gubernur Kaltim.

“Sesuai dengan surat pemberitahuan yang kami terima dari AMPK, bahwa besok (Senin) akan terjadi aksi unjuk rasa, oleh kerena itu kami terpaksa mengalihkan jalur yang menuju ke arah Jl Gajamada mulai dari sekira pukul 09.00 hingga aksi ujuk rasa selesai, lantaran diperkirakan akan terjadi aksi tutup jalan oleh pengujuk rasa diwilayah tersebut,” ujar Danovan.

Untuk diketahui, Aksi unjuk rasa ini merupakan buntut dari aksi sebelumnya, dimana dalam aksio tersebut sempat diwarnai dengan aksi lemparan batu oleh para pengujuk rasa yang mengakibatkan beberapa Personel Polresta Samarinda mengalami luka di Kepala akibat lemparan batu.

Sementara itu sejumlah warga pengguna jalan mengaku terganggu atas aksi yang akan digencarkan oleh AMPK tersebut, warga yang terdiri dari sopir angkot, pekerja serta driver online ini mengaku merugi lantaran aktivitas mata pencarian mereka terganggu lantaran akis Demonstrasi yang menutup jalan yang selama ini menjadi tempat mereka mencari nafkah.

“Demo itu bisa saja, tapi jangan sampai menutup jalan, kasian pengguna jalan lainnya seperti kami sopir angkot yang menggunakan jalanan untuk mencari nafkah untuk anak istri kami,” ujar Maulana, seorang sopir angkot.

Menurut Maulana, aksi demo pada beberapa waktu lalu sangat berdampak pada pendapatannya. “Saat terjadi Demo beberapa waktu lalu, bisa dikatakan saya dan sesama sopir tidak mendapatkan penumpang, lantaran kemacetan Panjang. Mereka (Demonstra,Red) harusnya berpikir dengan para pengguna jalan, kalau kondisi seperti itu keluarga kami mau makan apa,” katanya.

Senada dengan hal tersebut Ilyas salah seorang Driver online juga menuturkan hal yang senada, menurut  Ilyas, jalan raya merupakan fasilitas public yang harus digunakan secara Bersama. Jalan Raya itu merupakan milik public, kalau toh kemudian terjadi aksi demo yah jangan sampai menutup jalan lah, karena itu hak kita semua.

“ Lagian banyak kok hal lain yang bisa dilakukan untuk menyampaikan aspirasi selain tidak turun ke jalan bakar ban serta tutup jalan, seperti penyampaian aspirasi dengan jalan hearing, FGD. Kami menghargai para pengunjuk rasa akan tetapi para pengujuk rasa ini juga harus menghargai kami sebagai pengguna jalan yang nota bene sedang mencari nafkah,”  tutup Ilyas.(001)