Biar Ramai, PARAS Perlu Dilengkapi Fasilitas Penunjang

aa
Ketua Komisi II DPRD Nunuan Welson (Foto Budianshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA- Pasar Rakyat Adil Sejahtera (PARAS) agar ramai perlu dilengkapi fasilitas penunjang, seperti fasilitas bermain untuk anak-anak dan remaja. Pendanaan untuk menyediakan  fasilitas penunjang, perlu dipikirkan bersama.

Hal itu dikatakan Ketua Komisi II DPRD Nunukan Welson, Senin (14/10/2019) sehubungan telah rampung dan diresmikan PARAS oleh Bupati Nunukan bersamaan Hari Kabupaten Nunukan ke 20.

Pembangunan PARAS sepenuhnya dibiayai dari  dana Corporate Social Responsibility (CSR) 21 perusahaan dengan nilai bangunan Rp 2,7 milair. Konsep penyediaan pembangunan pasar tanpa menggunakan alokasi APBD Nunukan ini dipandang satu terobosan dari pemerintah daerah.

“Kita bersukur dibangukan pasar. Tapi apabila  tidak dikelola dengan baik, fungsi pasar sebagai sarana perputaran ekonomi tidak akan terwujud sesuai rencana. Pengelolaan dan penambahan fasilitas   perlu dipikirkan bersama,” kata Welson.

Menurut Welson, pasar rakyat perlu ditunjang dengan sarana yang dapat menarik minat masyarakat untuk datang dan berlama-lama berada di pasar. Pasar tidak sekedar tempat jual beli barang, tapi juga bisa dijadikan tempat rekreasi.

aa
Pasar Rakyat Adil Sejahtera Nunukan. (Foto HO/Net)

Pengelola PARAS harus  jeli dalam mengelola pasar dengan cara menghadirkan beragaam macam dagangan, seperti barang-barang khas daerah,  pernak-pernik atau souvenir dan  kuliner khas daerah.

“Dengan memiliki beragam dagangan, minat untuk masuk dan berbelanja di pasar semakin tinggi, tidak hanya warga setempat, masyarakat luar daerah hingga turis pasti berminat mengunjung pasar, meski hanya melihat-lihat,” sarannya.

Selain beragam dagangan, PARAS sangat penting dilengkapi  sarana rekreasi anak-anak sebagai pendukung kegiatan pasar. Pasar besar seperti mall di kota-kota besar menyiapkana sarana ini dan terbukti sangat menarik minat pengunjung.

“Cobalah datangkan atau buat hiburan anak-anak disana, saya yakin pengunjung pasar pasti rame terutama diwaktu libur,” kata Welson.

Pasar dengan konsep menyiapkan dagangan terbatas lambat laun akan ditinggalkan pengunjung atau pembeli, apalagi lokasi pasar yang jauh dari pemukiman penduduk. Daya beli turun dan akhirnya pasar tutup sendiri.

Welson khawatir PARAS bisa sepi karena lokasinya cukup jauh  dari lingkungan permukiman. Dari itu, secara bertahap perlu ditunjang sarana yang menarik masyarakat untuk datang. “Tradisi Nunukan rame diawal buka saja, setelah itu sepi dan lama-lama tutup, makanya perlu dukungan hiburan lain yang bisa menarik minat pengunjung datang tidak sebatas belanja,” bebernya. (002)