Bisnis Perhotelan Terpuruk Imbas Efisiensi, Okupansi di Samarinda Anjlok Hingga 70 Persen

Wakil Ketua PHRI Kota Samarinda Armunanto Somalinggi (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Kebijakan efisiensi pemerintah berimbas signifikan terhadap keterisian kamar atau okupansi perhotelan.

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Samarinda mencatat, hunian kamar anjlok hingga 70 persen akibat ketiadaan rapat maupun kegiatan kedinasan instansi pemerintahan di hotel-hotel Samarinda.

“Adanya efisiensi ini tentunya event berkurang. Karena kegiatan pemerintah itu mengambil persentase 50-70 persen pada setiap pendapatan hotel,” kata Wakil Ketua PHRI Kota Samarinda Armunanto Somalinggi, ditemui wartawan di Coffe Eartery, Jalan Kebahagiaan, Samarinda, Rabu 4 Juni 2025.

Menurut Armunanto, kegiatan dinas pemerintahan memang menjadi sumber pemasukan terbesar. Sektor swasta hanya menyumbang sekitar 30 persen.

“Bahkan 30 persen pendapatan dari pihak swasta ini jadi rebutan untuk teman-teman (pelaku bisnis perhotelan) di Samarinda,” ujar Armunanto.

Merespons kondisi ini, PHRI Samarinda berharap adanya pola strategi yang tepat dari pemerintah, agar kembali membangkitkan sektor perhotelan di tengah kebijakan efisiensi penggunaan anggaran oleh pemerintah.

“Kita harus ubah polanya agar perhotelan ini normal lagi. Seperti jika adanya pengadaan kegiatan, bisa berkolaborasi antara pemerintah dan pihak swasta,” terang Armunanto.

Pola kolaborasi yang bisa diterapkan untuk menormalisasi okupansi hunian dan pendapatan hotel, bisa dengan mengadakan kegiatan yang mana sumber dananya berasal dari pihak swasta.

“Kalau dari pemerintah tidak bisa berharap banyak karena ada efisiensi itu. Jadi pendanaan itu dibantu pihak swasta,” sebut Armunanto.

Terlebih di Kaltim sendiri, lanjut Armunanto, jumlah perusahaan swasta yang memiliki potensi besar terhadap pendapatan asli daerah (PAD) cukup banyak di Kaltim, terutama dari sektor pertambangan.

“Karena di Kaltim banyak perusahaan besar seperti tambang dan lainnya, paling tidak CSR-nya bisa disisihkan sedikit, dengan kesadaran kita membantu pariwisata Kaltim,” demikian Armunanto Somalinggi.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi

Tag: