TARAKAN.NIAGA.ASIA – Pemilu 2019 yang dilaksanakan 17 April lalu, Partai Hanura meraih kursi terbanyak di Provinsi Kalimantan Utara, yakni sebanyak 22 kursi. Meliputi, 5 kursi di DPRD Kaltara, 4 kursi di DPRD Tarakan, 7 kursi di DPRD Nunukan, dan masing-masing 3 kursi di DPRD Bulungan dan Kabupaten Tana Tidung.
Tidak hanya itu, kursi yang diperoleh pada Pemilu serentak itu, Hanura berpeluang menduduki unsur pimpinan di lembaga legislatif. Baik di dewan Kaltara, Tarakan dan di ketiga kabupaten itu.
Di DPRD Kaltara, kader Hanura berpeluang menduduki wakil ketua. Begitu juga di DPRD Tarakan, Bulungan dan Tana Tidung. Sementara di Nunukan, dengan bermodalkan 7 kursi berhak menduduki sebagai ketua.
Atas keberhasilan itu, dalam menghadapi pemilihan kepala daerah, baik untuk bakal calon (balon) Bupati, Wakil Bupati, Gubernur maupun Wakil Gubernur, Hanura menargetkan mengusung kader sendiri.
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Kaltara misalnya, Hanura menargetkan kadernya sebagai Kaltara Satu atau bakal calon Gubernur. “Kriteria kami untuk bakal calon Pilgub, pertama mengusung kader sendiri karena itu target kami (Hanura), kedua harus menang,” kata Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Hanura Kaltara, Mursalim Kahar, Senin (9/6).
Hal tersebut juga dialamatkan untuk Pilkada di empat kabupaten tahun depan. Seperti di Pilkada Nunukan, Bulungan, dan Tana Tidung. Kecuali di Kabupaten Malinau, lantaran tidak dapat kursi legislatif.
“Itu baru wacana, karena sampai saat ini masih menunggu penetapan KPU soal perolehan kursi, suara dan calon yang duduk. Ya mudah-mudahan nanti tidak ada sangketa. Jadi soal pembahasan Pilkada atau Pilgub kita belum fokus kesana, termasuk siapa kader yang akan diusung,” ujarnya.
Setelah penetapan KPU itu sudah dilakukan, pihaknya baru akan menyiapkan diri menghadapi Pilkada serentak. Salah satunya berkoordinasi dengan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) yang diperkirakan akan dilakukan pada Agustus atau September mendatang.
Kendati begitu, pada kontestasi Pilgub tahun depan, Mursalim memastikan Hanura harus berkoalisi dengan partai lain. Sebab, pada pemilu 17 April lalu, Hanura hanya meraih 5 kursi yang berarti kurang 2 kursi menuju Pilgub. “Yang jelas target Hanura di Pilgub mengusung kader sendiri sebagai kosong satu (Gubernur). Cuma kami belum bahas itu karena melihat koalisi yang lain dulu. Jangankan dua kursi, satu kursi saja biasanya susah didapatkan,” ungkapnya.
“Mengenai koalisi dengan partai apa belum tahu juga. Tapi kami sudah komunikasi dengan partai-partai kecil yang misalnya dapat satu dua kursi, seperti PKB, PPP atau Perindo dan lain-lain,” demikian Mursalim (003)