Buat Pelaku Ekraf, Dispar Kaltim Lokakarya Wastra-Fesyen di Tenggarong 17-18 Juli 2024

Kepala Dinas Pariwisata Kaltim Ririn Sari Dewi (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltim menjadwalkan menggelar lokakarya untuk meningkatkan kapasitas pelaku usaha ekonomi kreatif (Ekraf) di bidang wastra –kain tradisional– dan fesyen, di ‘Kota Raja’ Tenggarong, 17-18 Juli 2024 mendatang.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltim Ririn Sari Dewi mengatakan, lokakarya ini bertujuan meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia (SDM), sekaligus mendorong kemajuan sektor Ekraf di bidang wastra dan fesyen.

“Wastra dan fesyen merupakan salah satu dari 17 subsektor ekonomi kreatif yang kami prioritaskan di Kaltim,” kata Ririn dalam pernyataannya, Senin 8 Juli 2024.

Ririn menjelaskan dipilihnya Tenggarong sebagai lokasi lokakarya itu, karena Kutai Kartanegara merupakan salah satu daerah yang memiliki beragam tempat wisata untuk pengenalan budaya Kaltim.

“Tenggarong sebagai kota budaya, memiliki peran untuk menumbuhkan hasil karya bernuansa kearifan lokal. Karena itulah lokakarya ini terbuka untuk para pelaku wastra dan fesyen yang berdomisili di Tenggarong,” ujar Ririn.

Ririn bilang lokakarya ini nantinya terbuka umum untuk para pelaku wastra dan fesyen di Tenggarong dan sekitarnya, tanpa dipungut biaya.

“Lokakarya yang akan kita adakan pada tanggal 17-18 Juli 2024 ini memang dijadikan sebagai wadah kolaborasi bagi para pelaku ekonomi kreatif, untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman,” jelas Ririn.

Selain itu, lokakarya ini juga merupakan bagian dari upaya Dispar Kaltim untuk menjadikan Kaltim sebagai salah satu pusat ekonomi kreatif unggulan di Indonesia.

“Dengan mengembangkan industri kreatif, kami optimistis dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kaltim,” sebut Ririn.

Nantinya, usai lokakarya diharapkan dapat menjadi sarana bagi para pelaku Ekraf sektor wastra dan fesyen, untuk dapat saling bertukar informasi, pengalaman dan bersinergi antara pemerintah dan pelaku industri, dalam upaya mengembangkan potensi lokal.

“Sehingga para pelaku Ekraf ini mampu bersaing di pasar yang semakin kompetitif dengan lokakarya ini,” demikian Ririn Sari Dewi.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi

Tag: