Buaya Dilaporkan Muncul di Kawasan Banjir di Sembakung

Permukiman penduduk langganan setiap akhir dan awal tahun terendam banjir di Desa Atap, Kecamatan Sembakung. (foto Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Buaya dilaporkan Kepala Desa Atap, Kecamatan Sembakung Syahrial muncul di kawasan banjir. Buaya berenang di air yang membanjiri kawasan permukiman dan pertanian warga.

“Hadirnya buaya di saat air pasang dan banjir bukanlah hal baru, saking seringnya banjir, masyarakat tidak lagi terlalu memperdulikan kehadiran hewan buas itu. Kami sudah bisa lihat buaya masuk pemukiman, kadang kami menonton buaya berenang renang disekitar rumah masyarakat,” katanya, Selasa (26/01).

Pemandangan yang tidak lazim dan membayakan ini malah dijadikan hiburan dan tontotan, terkadang ada masyarakat yang memiliki nyali besar sengaja mendekati buaya sambil mengambil foto selfie.

Meski sungai Sembakung dikenal dihuni buaya berukuran cukup besar, namun kemunculan buaya dikala banjir tidak pernah memakan korban, belum ada tercacat warga Desa Atap terbunuh akibat keganasan buaya Sembakung.

“Buaya makan manusia itu karena mereka terganggu oleh kehadiran manusia atau ulah dari manusia itu sendiri,” sebutnya.

Syahril mengatakan, masyarakat Desa Atap sangat menghormati habitat dan kehidupan buaya. Masyarakat juga menjaga adat istiadat leluhur dan masih mempercayai bahwa asal muasal buaya adalah manusia.

Menurutnya, beberapa kejadian buaya makan manusia di Kecamatan Sebuku tidak terlepas dari perbuatan manusia itu sendiri, banyak nelayan disana mencari ikan dan udang dengan cara setrum, efek dari setrum mengenai pula buaya-buaya disana.

“Buaya punya sifat pendendam, kalau mereka terkena setrum atau diganggu, buaya pasti bereaksi mengamuk menyerang manusia,” terangnya.

Sementara itu, Kapala Sub Bagian Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan, Hasanuddin membenarkan seringnya terlihat buaya berkeliaran disekitar rumah penduduk disekitar pinggiran sungai

“Kami selalu menghimbau masyarakat berhati-hari dengan buaya, kurangi aktifitas, jika tidak penting sekali sebaiknya berdiam dirumah,” jelasnya.

Keberadaan buaya dipemukiman penduduk adalah dampak dari naiknya air sungai. Ukuran buaya yang biasa muncul antara 2 meter sampai 5 meter, fakta ini dialami langsung  petugas BPBD Nunukan saat hendak mengantarkan bantuan sembako ke Desa Tagul.

Banjir mulai surut

Ketinggian air sungai Sembakung mulai berangsur surut, beberapa lokasi pemukiman yang sebelum terendam air mulai kering. Dilain sisi, pemerintah daerah telah pula menyalurkan bantuan paska penetapan tanggap darurat.

“Banjir mulai surut, buaya-buaya pulang ke sungai, masyarakat juga mulai berbedah dirumahnya,” kata Syahril.

Curah hujan sebagaima hasil prakiraan BMKG Nunukan masih cukup tinggi hingga februari mendatang, karena itu, masyarakat Sembakung dan Lumbis diingatkan tetap waspada dengan ketinggian air yang mungkin kembali naik..

“Posisi ketinggian air pagi hari ini sekitar 3,4 meter, kemarin sempat turun 2,1 meter. potensi naik turun pasti ada,” terangnya.  (002)

Tag: