
SAMARINDA .NIAGA.ASIA – Sekretaris Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Timur, Darlis Pattalongi, mengingatkan pentingnya perhatian serius dari pemerintah terhadap ancaman bullying atau perundungan khususnya di lingkungan sekolah.
Ia menegaskan bahwa bullying, dalam bentuk apapun, dapat memberikan dampak buruk jangka panjang terhadap kesehatan fisik dan mental anak-anak.
“Bullying bisa dalam bentuk verbal, bisa juga fisik seperti memukul atau menendang. Dampaknya sangat serius anak bisa mengalami kecemasan, kehilangan kepercayaan diri, hingga gangguan kesehatan mental,” kata Darlis saat di hubungi melalui telepon, Kamis (29/5/2025).
Bullying juga dapat menyebabkan anak-anak menarik diri dari pergaulan, sulit membentuk hubungan sosial, bahkan mengalami penurunan prestasi akademik.
Menurut Darlis, peran pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan di bidang pendidikan sangat penting untuk mengatasi dan mencegah kasus-kasus perundungan ini.
Ia menekankan bahwa pemerintah tidak boleh berlepas tangan dalam melindungi generasi muda dari berbagai bentuk kekerasan sosial.
“Pemerintah beserta seluruh organ-organnya, khususnya di sektor pendidikan, harus meningkatkan advokasi dan mitigasi. Salah satunya melalui pengawasan ketat terhadap penggunaan media sosial di kalangan pelajar,” ujarnya.
Ia mengakui bahwa tantangan semakin besar di era digital, di mana banyak sekolah mengandalkan perangkat digital, termasuk ponsel dan internet, dalam proses belajar-mengajar. Di sisi lain, media sosial juga kerap menjadi medium terjadinya perundungan.
“Ini memang tantangan besar. Kita ingin membatasi penggunaan HP pada anak, tapi kenyataannya pembelajaran justru banyak yang bergantung pada HP dan internet. Maka dari itu, mitigasi terhadap penggunaan media sosial secara negatif harus ditingkatkan,” kata Darlis.
Namun begitu, ia juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengontrol aktivitas anak-anak mereka di dunia maya.
“Orang tua harus meningkatkan kontrol. Gunakan media sosial betul-betul untuk keperluan pendidikan, bukan ajang menyindir atau merundung teman,” tegas politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
Darlis juga menyoroti pentingnya kegiatan ekstrakurikuler sebagai salah satu strategi membentuk karakter anak dan mencegah tindakan perundungan.
Ia meminta sekolah untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut secara bijak dan tidak membebani siswa secara ekonomi.
“Ekstrakurikuler penting untuk membentuk kepemimpinan, kedisiplinan, dan karakter. Tapi jangan sampai sekolah memilih kegiatan yang mahal, yang akhirnya justru memberatkan siswa dan orang tuanya,” jelasnya.
Ia menyarankan sekolah agar memanfaatkan dana BOSNAS dan BOSDA untuk mendanai kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan kemampuan sekolah dan kondisi ekonomi siswa.
“Misalnya, jangan memaksakan kegiatan yang butuh seragam khusus atau make-up mahal. Pilih yang mendidik, terjangkau, dan mudah diakses semua siswa,” tambahnya.
Darlis mengapresiasi kebijakan Pemprov Kaltim, khususnya program “Gratispol” yang mencakup penyediaan buku dan seragam sekolah gratis untuk siswa.
Ia berharap kebijakan ini dapat membantu meringankan beban sekolah dan orang tua dalam mengembangkan kegiatan pendidikan yang inklusif.
“Kalau seragam dan buku sudah disediakan pemerintah, maka anggaran sekolah bisa diarahkan ke pengembangan kegiatan siswa lainnya, termasuk ekstrakurikuler yang mendidik,” ucapnya.
Di akhir pernyataannya, Darlis mengingatkan bahwa upaya menghapus perundungan di sekolah bukan hanya tugas satu pihak, melainkan tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat.
“Kita punya tanggung jawab moral dan hukum unsemuatuk melindungi anak-anak kita dari perundungan. Jangan tunggu kasus besar baru bergerak. Pencegahan lebih penting dan lebih bijak,” pungkasnya.
Penulis : Nai | Editor : Intoniswan | ADV DPRD Kaltim
Tag: Bullying