Cadangan Terbukti Batubara Indonesia Terbesar di Asia-Pasifik

Aktivitas penambangan batubara di salah satu perusahaan di Kaltim. (Foto Jatam)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Indonesia tercatat sebagai salah satu negara penghasil batubara terbesar di dunia. Bersama Tiongkok dan Australia, Indonesia menjadi negara yang memiliki cadangan terbukti batubara terbesar di kawasan Asia-Pasifik. Total cadangan terbukti batubara Indonesia terhadap seluruh dunia adalah 3,7%.

Berdasarkan data “BP Statistical Review of World Energy 2020”, Indonesia menempati peringkat keenam sebagai negara yang memiliki cadangan batubara terbesar di dunia, sehingga  Indonesia merupakan salah satu pemain utama dalam industri batubara dunia.

Sedangkan berdasarkan data Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2020, Indonesia memiliki total sumber daya batubara sebesar 143,73 miliar ton dengan cadangan batubara mencapai 38,80 miliar ton.

Sumber: Road Map Pengembangan dan Pemanfaatan Batubara Nasional 2021-2045.

Sumber daya dan cadangan batubara permukaan Indonesia atau batubara yang berada pada kedalaman 0-100 meter atau batubara yang cocok untuk ditambang dengan metode tambang terbuka (open pit). Sumber daya batubara permukaan Indonesia  hingga akhir tahun 2020 mencapai 143,43 miliar ton sedangkan cadangan batubara sebesar 38,80 miliar ton.

“Sumber daya dan cadangan batubara permukaan Indonesia sebagian besar terkonsentrasi di Sumatera dan Kalimantan. Sumber daya batubara permukaan Sumatera sebesar 56 miliar ton dan Kalimantan mencapai 92 miliar ton atau masing-masing setara dengan 38% dan 62% dari total sumber daya batubara Indonesia,” ungkap Kementerian ESDM dalam Road Map Pengembangan dan Pemanfaatan Batubara Nasional 2021-2045.

Sumber: Road Map Pengembangan dan Pemanfaatan Batubara Nasional 2021-2045.

Adapun cadangan batubara permukaan Sumatera dan Kalimantan masing- masing mencakup 34% dan 39% dari total cadangan batubara Indonesia dengan jumlah sebesar 12 miliar ton dan 14 miliar ton.

Berdasarkan kualitas, batubara Indonesia sebagian besar berupa batubara kalori rendah dan sedang. Di tahun 2020, Batubara kalori rendah memiliki jumlah cadangan sebesar 13,38 miliar ton
(34,4% dari total cadangan), sementara jumlah batubara kalori sedang tercatat sebesar 21,88 miliar ton (56,4%).

Sumber daya dan cadangan batubara bawah permukaan adalah batubara  yang berada pada kedalaman lebih dari 100 meter (deep seated coal). Batubara ini dapat diusahakan dengan metode tambang dalam (underground coal mine). Batubara bawah permukaan di Indonesia pada umumnya belum ditambang.

Selain pengusahaan dengan metode tambang dalam, potensi batubara bawah permukaan ini juga layak dikembangkan untuk Underground Coal Gasification (UCG) maupun untuk pengembangan gas metana batubara (GMB).

Data tahun 2020 mencatat jumlah total sumber daya batubara bawah permukaan Indonesia adalah sebesar 43,533 miliar ton dengan total cadangan sebesar 173,51 juta ton. Kegiatan eksplorasi batubara bawah permukaan di Indonesia masih terbatas dan sebagian besar masih dilakukan oleh pemerintah.

Produksi dan Penjualan Batubara

Produksi batubara Indonesia terus meningkat dari waktu ke waktu. Khusus pada tahun 2019, produksi batubara Indonesia mengalami kenaikan produksi terbesar dalam satu dekade terakhir. Bila dibandingkan dengan produksi batubara dunia, pada tahun 2019 Indonesia menempati peringkat keempat sebagai penghasil batubara terbesar di bawah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat.

Kontribusi produksi batubara Indonesia terhadap dunia juga terus naik seiring dengan naiknya produksi batubara Indonesia dengan rata-rata pertumbuhan produksi 8,8% per tahun. Negara penghasil batubara yang memiliki rata-rata pertumbuhan produksi positif lainnya adalah India dan Tiongkok masing-masing sebesar 4% dan 2,4% per tahun.

Adapun negara lainnya, cenderung tidak tumbuh atau bahkan mengalami rata-rata pertumbuhan produksi negatif. Kenaikan produksi batubara nasional juga diikuti dengan kenaikan ekspor dan pemenuhan Domestic Market Obligation (DMO).

Sementara itu, meskipun jumlahnya relatif kecil, impor batubara Indonesia selama lima tahun terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2020, total impor batubara Indonesia mencapai 8,76 juta ton.

Tren terus naiknya impor batubara tidak terlepas dari peningkatan kebutuhan batubara untuk industri metalurgi dalam negeri seperti industri besi baja dan fasilitas smelter.

Pemanfaatan batubara domestik utamanya digunakan untuk sektor kelistrikan yaitu sebanyak 85%. Sisanya digunakan untuk berbagai industri seperti industri kertas, metalurgi, semen, pupuk, tekstil, dan lain-lain.

Indonesia Sumbang 9 Persen

Menurut Kementerian ESDM, dari aspek produksi, pada tahun 2019 Indonesia menyumbang 9,0% produksi batubara dunia dengan konsumsi batubara hanya 2,2% terhadap konsumsi batubara dunia.

Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan batubara di dalam negeri untuk keperluan energi dan non-energi memiliki peluang pemanfaatan yang sangat besar di masa mendatang mengingat konsumsi batubara dalam negeri masih jauh lebih kecil dibandingkan kapasitas produksi batubara Indonesia.

Dijelaskan pula, sebagian besar batubara Indonesia berupa batubara dengan kualitas rendah dan sedang yang memiliki nilai keekonomian lebih rendah dibandingkan batubara kalori tinggi. Program peningkatan nilai tambah atau hilirisasi batubara diharapkan mampu meningkatkan nilai keekonomian kedua jenis batubara tersebut.

Meski demikian, menurut Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral, tantangan industri batubara ke depan memang tidaklah mudah. Saat ini batubara menghadapi berbagai tekanan terutama dari aspek isu dampak negatif terhadap lingkungan dan sulitnya mendapat dukungan untuk pendanaan proyek batubara.

“Kedua tantangan utama ini dapat berdampak pada turunnya pasar batubara Indonesia yang saat ini masih didominasi untuk penjualan pasar ekspor,” demikian Kementerian ESDM.

Kemudian, di sisi lain, pemerintah tengah mendorong kebijakan pengembangan dan pemanfaatan batubara dalam rangka meningkatkan nilai tambah batubara dalam negeri. Semangat hilirisasi batubara diharapkan mampu menciptakan keunggulan komparatif dan kompetitif batubara serta berbagai produk turunannya.

Produk-produk turunan batubara diharapkan secara keekonomian mampu bersaing dengan minyak dan gas bumi sehingga bisa diandalkan untuk substitusi impor yang pada akhirnya dapat menghemat devisa negara dan meningkatkan kompetensi dalam negeri di bidang batubara.

Untuk mendorong program hilirisasi batubara dengan memperhatikan tantangan yang ada, perlu disiapkan program dan langkah strategis optimalisasi pemanfaatan batubara dalam negeri dengan penerapan teknologi ramah lingkungan (clean coal technology).

Sumber: Road Map Pengembangan dan Pemanfaatan Batubara | Editor: Intoniswan

Tag: