Cerita Aiptu Harry Cahyadi Bekali Siswa Bintara Polri Soal Peran INAFIS Identifikasi Jenazah

Aiptu Harry Cahyadi (berkaos oranye) saat emberikan materi tugas dan peran INAFIS Polri kepada siswa Bintara Polri, di halaman Polresta Samarinda, Senin 21 November 2022 (handout/INAFIS Satreskrim Polresta Samarinda)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Tim identifikasi unit INAFIS (Indonesia Automatic Fingerprint Identification System) Satreskrim Polresta Samarinda memberikan materi tentang peran dan tugas INAFIS kepada siswa Bintara Polri tahun 2022, di antaranya soal mengidentifikasi jenazah, hari Senin. Tim INAFIS dipimpin Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu) Harry Cahyadi, Kepala Sub Unit INAFIS Satreskrim Polresta Samarinda, sekaligus sebagai pemateri.

Tim INAFIS termasuk di antaranya dibantu relawan INAFIS, memang menjadi garda terdepan kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) awal hampir di setiap di lokasi peristiwa terjadinya dugaan tindak pidana. Khususnya di kota Samarinda.

“Pemberian materi kepada siswa Bintara Polri digelar di halaman Polresta Samarinda. Kami memberikan pengajaran tentang pentingnya pengenalan ilmu olah TKP,” kata Harry Cahyadi kepada niaga.asia Selasa.

Dia menerangkan, INAFIS juga memperkenalkan alat canggih yang dimiliki oleh unit INAFIS Polresta Samarinda dalam mencari dan mengidentifikasi pelaku dan korban di TKP, yang mana telah dihubungkan dengan data rekam identitas dan foto pada sistem Administrasi Kependudukan.

“Kami juga menjelaskan tugas pokok dan peran INAFIS dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kemudian soal pembekalan bagaimana mengevakuasi mayat di darat dan air. Serta menjelaskan pengertian dari visum dan autopsi terhadap jenazah korban,” ujar Harry.

Tim INAFIS mengamankan mesin diduga alkon dari dalam mobil. Selain itu juga mengamankan tiga jeriken, Sabtu 15 Oktober 2022 (niaga.asia/Saud Rosadi)

Tentang INAFIS

Harry Cahyadi, di mana di kalangan rekan kepolisian, relawan, wartawan hingga masyarakat umum kerap disapaBang Buldoq itu memaparkan, bahwa setiap peristiwa yang menimbulkan korban jiwa yang tidak dapat dikenali, seperti pada saat bencana atau kejahatan pembunuhan, unit INAFIS Polri harus dan senantiasa sigap dalam mengungkap identitas korban.

“Apabila berada di tingkat Polres, unit INAFIS ini berada di bawah kendali Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim). Sedangkan untuk di tingkat Polda, unit tersebut berada di bawah kendali Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum),” Harry Cahyadi menerangkan.

Meski demikian, unit INAFIS selalu mengandalkan sebuah alat bernama MAMBIS (Mobile Automated Multi- Biometric Identification System). Perangkat ini menyerupai mesin kartu kredit dengan pemindai di atasnya, serta mampu mengidentifikasi data-data jasad tak dikenali melalui sidik jari maupun retina mata.

“Selain itu, MAMBIS sudah terintegrasi dengan basis data e-KTP pemerintah. Setiap sidik jari yang diletakkan di area pemindai MAMBIS, maka akan keluar data identitas korban pembunuhan atau bencana sesuai rekam data e-KTP terbaru,” Harry Cahyadi menjelaskan.

Tim INAFIS Satreskrim Polresta Samarinda membawa jasad temuan janin ke kamar jenazah RSUD AW Sjachranie Samarinda, 22 September 2021 (Foto : dok/niaga.asia)

Sedangkan untuk metode pengungkapan identitas lainnya, alat MAMBIS ini juga mampu memindai retina mata jasad tidak dikenal atau pun pelaku kejahatan agar bisa diketahui data dirinya dengan cepat.

“Namun hal ini dilakukan jika jaringan mata korban belum mengalami kerusakan,” Harry Cahyadi menambahkan.

Perekaman retina dan sidik jari diproses dengan cepat melalui akses khusus ke database Administrasi Kependudukan Kementerian Dalam Negeri RI. Meski tidak ditemui data dari e-KTP (Kartu Tanda Penduduk Elektronik) terbaru, data diri yang bersangkutan juga dapat terlacak dari data KTP sebelumnya.

“Jadi hanya dalam beberapa detik saja, data-data diri seperti nama lengkap, alamat dan wajah sesuai rekaman e-KTP langsung muncul,” kata Harry Cahyadi.

Selain itu, jika jari-jari korban juga telah rusak, maka langkah yang dilakukan oleh unit INAFIS Polri untuk mengungkap identitas jasad tak dikenal adalah melalui tes Deoxyribonucleic Acid atau disebut DNA.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

Tag: