Cerita Bendera Merah Putih di Lumbis Hulu Berusia 76 Tahun

Bendera merah putih berusia 76 tahun dikibarkan saat Proklamasi RI tahun 1945 di Lumbis Hulu (foto: Istimewa/Niaga Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Kesetiaan warga perbatasan Indonesia di Kecamatan Lumbis Hulu, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara tidak diragukan lagi. Di masa konfrontasi tahun 1965, sejumlah pemuda-pemuda setempat, terlibat langsung dalam perang antara Indonesia – Malaysia.

Perjuangan warga perbatasan Lumbis Hulu membela NKRI, dapat dibuktikan dari sisa-sisa material perang berupa ratusan amunisi dan granat aktif, yang ditemukan oleh prajurit Satgas Pamtas RI – Malaysia dari Batalyon Arhanud (Yonarhanud) 16/SBC.

Tidak hanya bukti perjuangan, tokoh masyarakat yang kini berusia 90 tahun bernama Tukang, tercatat oleh Indonesia, sebagai salah satu dari sekian orang veteran perang konfrontasi di Lumbis Hulu.

“Sejak jaman ngayau (mempertahankan wilayah adat) sampai perang konfrontasi, kami setia mempertahankan tanah adat di wilayah NKRI,” kata Camat Lumbis Hulu Justinus, kepada Niaga Asia, Kamis (18/3).

Menilik dari perjuangan warga mempertahankan NKRI, Justinus mengaku ada benda sejarah perjuangan masyarakat Lumbis Hulu, yang erat hubungannya dengan kesetiaan kepada Indonesia dan tanah adat.

Benda sejarah tersebut adalah bendera pusaka merah putih berukuran 2 x 3 meter buatan 76 tahun silam, bersamaan dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 atas penjajahan Belanda.

“Bendera merah putih ini masih ada di Tau Lumbis, disimpan oleh Bapak Bulang anak cucu dari Penghulu Udan Sokon,” ujarnya.

Benda sejarah ini pertama kali dikibarkan di perbatasan Lumbis, bersamaan proklamasi kemerdekaan RI, oleh Penghulu Kepala Adat Besar Lumbis Hulu Udan Sokong, atas pemberian Wedana atau pembantu pimpinan wilayah Daerah Tingkat II.

“Bendera berusia 76 tahun sangat sakral. Warga menghormati, karena berusia tua dan menjadi benda sejarah bukti kesetiaan,” ungkapnya.

Untuk menjaga kelestarian bendera, masyarakat sepakat tidak lagi mengibarkan bendera pada perayaan kemerdekaan RI, terkecuali saat perayaan adat pembuatan patung buaya (Hulung Buayo), yang lokasinya di perkampungan Saliliran perbatasan Indonesia – Malaysia.

Acara Hulung Buayo berlangsung setelah berakhirnya perang konfrontasi sekitar tahun 1967, sekaligus sebagai catatan sejarah terakhir kalinya bendera keramat berusia 76 tahun, berkibar di langit perbatasan Indonesia. “Usia bendera merah putih Lumbis Hulu usianya persis dengan bendera pusaka milik Indonesia, yang tersimpan di istana negara,” ucapnya.

Untuk tetap mengenang sejarah keberadaan bendera, pemerintah kecamatan, menciptakan duplikat bendera yang ukurannya sama persis. Hal itu tidak berbeda yang dilakukan pemerintah Indonesia, terhadap bendera pusaka yang dijahit oleh istri Soekarno yaitu Fatmawati.

“Kalau Jakarta punya bendera pusaka dikibarkan pertama saat Proklamasi RI, Lumbis Hulu juga punya bendera pusaka yang usianya sama,” tutupnya. (002)

 

Tag: