Cerita Perjuangan Pemuda Penjual Pentol di Nunukan Resmi Sandang Baret Ungu Korps Marinir

Serda Marinir, Angga Khoirul Anam bersama ibunya usai acara tradisi pembaretan TNI AL korps Marinir, Selasa 16 September 2025 di Jawa Timur. (Foto Dok Keluarga)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Pepatah gapailah cita-citamu setinggi langit sangat pantas disematkan kepada Angga Khoirul Anam. Pemuda berusia 20 tahun ini akhirnya dapat mewujudkan mimpinya menjadi prajurit TNI dengan masuk di satuan korps Marinir.

Angga resmi menyandang prajurit muda TNI AL dan dikukuhkan sebagai anggota Korps Marinir dalam prosesi tradisi pembaretan yang berlangsung di Pantai Baruna, Kondang Iwak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Selasa (16/9/2025).

Perjuangan Angga menjadi prajurit TNI AL  tidak mudah. Ia rela meninggalkan kampung halamannya Sendang Asri, Kecamatan Sendang Agung, Lampung Tengah, Bandar Lampung, demi ikut Sutriono pamannya yang merupakan prajurit Lanal Nunukan.

“Angga pindah ke Nunukan saat duduk di kelas 11 SMA, saya daftarkan dia masuk di SMAN 2 Nunukan Selatan sampai selesai,” kata Sutriono, Minggu (21/09/2025).

Perjuangan Angga masuk TNI AL tidak mudah, pemuda yang memiliki ambisi kuat menjadi prajurit ini sempat ikut berjualan pentol rebus, karena selain bertugas di Lanal Nunukan, Sutriono membuka usaha jualan pentol untuk mencukupi kebutuhan hidup.

Tekad kuat Angga ingin menjadi prajurit TNI mendapat dukungan penuh Sutriono yang dalam kehidupan sehari-harinya mengajarkan kedisiplinan dan pantang menyerah menghadapi kerasnya hidup.

“Angga punya kemampuan fisik dan tekad kuat, makanya saya dukung dia ikut tes seleksi TNI AL,” tuturnya.

Tinggal satu rumah dengan pamannya yang seorang prajurit TNI AL Nunukan, menjadi modal bagi Angga mempelajari kehidupan seorang prajurit. Berbagai persiapan fisik dan mental dilakukan sebelum memutuskan daftar seleksi TNI.

Tidak jarang Angga saat pulang sekolah memasukan seragamnya dalam tas, lalu berlari dibawah terik matahari siang menuju asrama Lanal Nunukan yang jaraknya sekitar 3 kilometer.

“Bukan hanya latihan fisik, Angga juga menyiapkan keuangan sendiri dengan menabung dari hasil ikut berjualan pentol rebus berkeliling jalan,” sebut Sutriono.

Keberhasilan masuk Korps Marinir bukanlah karena dia memiliki keluarga dari TNI AL, Angga sempat gagal pada tes pertama di tahun 2023, tim penguji kesehatan menyatakan susunan gigi Angga terlalu renggang.

Kegagalan itu nyatanya tidak memuat dirinya patah semangat, Angga kembali mendaftar Calon Siswa (Casis) TNI AL tahun 2024 yang hasilnya kembali gugur di tahap tes psikolog.

“Dua kali gagal semakin membuat Angga semangat berjualan pentol mengumpulkan uang untuk pasang kawat behel gigi sekitar Rp 3 juta,” terang Sutriono.

Salah satu penyemangat Angga tetap berusaha masuk TNI AL adalah motivasi dan dukungan dari para pembimbing di mess Lanal Nunukan. Gagal tes pertama dan kedua jadi pelajaran untuk memperbaiki diri.

Dengan penuh semangat, pemuda penjual pentol ini kembali mendaftar tes seleksi TNI AL di tahun 2025. Angga membiayai sendiri segala kebutuhan yang diambil dari tabungan menjual pentol rebus berkeliling jalan.

Perjuangan itu akhirnya berbuah manis, Angga masuk dalam dalam daftar kelulusan prajurit muda TNI AL Korps Marinir, Kini pemuda penjual pentol sudah menjelma menjadi Sersan  Dua (Serda) Marinir.

“Baret ungu kini menghiasi kepala Angga, semua ini diraih melalui tempaan keras selama 2 tahun dan perjuangan panjang,”

Pembaretan Korps Marinir pada Serda Mar. Angga dihadiri ibunya. Keterbatasan biaya menjadi penghalang semua keluarga bisa hadir ke lokasi kegiatan. Namun semua keluarga bangga si penjual pentol kini menyandang baret ungu.

Kini Angga bukan lagi milik keluarga maupun Sutriono, Angga telah menjadi prajurit yang harus siap mempertahankan setiap jengkal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Angga selalu mengucapkan kalimat akan terus berusaha selagi masih ada kesempatan menjadi prajurit TNI AL bagi dia,” ungkap Sutriono.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan

Tag: