China Minta NATO Berhenti Mengacau Asia

Gedung Kementerian Luar Negeri China ©xcarrot_007/Shutterstock/FOTODOM

BEIJING.NIAGA.ASIA — Pemerintah China menyerukan NATO untuk berhenti mencoba mengacaukan Asia setelah krisis di Eropa, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan itu saat mengomentari laporan Bloomberg, di mana China akan disebut “tantangan sistemik” dalam konsep strategis baru NATO.

“Yang perlu dilakukan NATO adalah meninggalkan pola pikir Perang Dingin, permainan zero-sum dan praktik menciptakan citra musuh. Setelah gejolak di Eropa, negara-negara NATO harus meninggalkan upaya mereka untuk mengacaukan Asia dan dunia,” kata Zhao kepada sebuah berita konferensi pada hari Selasa, dikutip niaga.asia dari TASS, Selasa.

“Sebagai produk perang fingin dan aliansi militer terbesar di dunia, NATO telah lama mengakui pandangan kuno tentang masalah keamanan dan telah lama menjadi alat bagi masing-masing negara dalam upaya mempertahankan hegemoni mereka,” tegasnya.

“China mengejar kebijakan luar negeri yang independen dan damai. China tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain. China juga tidak mengekspor ideologinya atau menggunakan yurisdiksi ekstrateritorial, pemerasan ekonomi, atau sanksi sepihak. Bagaimana China bisa menjadi tantangan sistematis?” kata Zhao.

“Perkembangan China adalah peluang bagi dunia, bukan tantangan bagi siapa pun. Kami sangat mendesak NATO untuk segera menghentikan penyebaran informasi palsu tentang China dan menahan diri dari pernyataan provokatif,” tegasnya.

Pertemuan NATO di tingkat kepala negara dan pemerintahan akan berlangsung di Madrid pada 28-30 Juni 2022. Peserta KTT akan mengadopsi konsep strategis baru, mempertimbangkan cara memperkuat aliansi dan implikasi perubahan iklim global untuk bidang keamanan.

Sumber : Kantor Berita TASS | Editor : Saud Rosadi

Tag: