COVID-19 di NUNUKAN, Empat Hari 15 Meninggal

Pemakaman pasien positif oleh relawan BPBD dan PMI Nunukan Covid-19. (Foto Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA- Kasus pasien positif Covid-19 di kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, terus mengalami peningkatan, berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 per tanggal 4 Agustus 2021,  dalam empat hari ini sebanyak 15 orang meninggal. Sedangkan penambahan pasien  positif  dalam 24 jam terakhir bertambah 159 orang, sehingga jumlah konfirmasi positif sebanyak 3.912 kasus.

‘Hari ini ada penambahan kasus positif sebanyak 159 orang,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Nunukan, Aris Suyono melalui laporan release pada Niaga.Asia, Rabu (04/08/2021).

Tidak hanya penambahan kasus positif, jumlah pasien Covid-19 yang mengalami gagal nafas dan meninggal dunia pada hari ini bertambah 9 orang. Dengan begitu, jumlah kasus kematian sepanjang bulan Agustus berjumlah 15 kasus.

Rincian kasus kematian bulan Agustus terjadi mulai tanggal 01 Agustus sebanyak 2 orang, pada 02 Agustus kasus kematian 4 orang, 03 Agustus 0 kasus kematian dan 4 Agustus terjadi 9 kasus kematian.

“Kasus kematian hari ini rata-rata berusia 40 sampai tahun 66 tahun, hanya 1 orang berusia 29 tahun alamat Lintas Lapas Nunukan,” kata Aris.

Aris menerangkan, dari 9 kasus kematian yang dilaporkan hari ini, 1 kasus meninggal dunia pada tanggal 01 Agustus, 5 kasus pada 03 Agustus dan 3 kasus pada 04 Agustus 2021.

Rata-rata kasus kematian disebabkan gagal sirkulasi dan komorbid tipe 2 gagal ginjal akut. Dari 9 pasien meninggal dunia, 6 orang sempat menjalani perawatan dan penanganan medis di RSUD Nunukan.

“Meninggal dunia di RSUD 6 orang, meninggal dunia di rumah saat menjalani isolasi mandiri 3 orang,” jelasnya.

Semua pasien yang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 dikebumikan mengikuti standar protokol kesehatan di lokasi pemakaman milik pemerintah daerah Jalan Sedadap, Ujang Dewa, Kecamatan Nunukan Selatan.

Pantau Pasien Isoman

Sehubungan meningkatnya jumlah kematian, Satgas Covid-19 Nunukan meningkatkan pengawasan terhadap pasien-pasien isolasi mandiri (isoman), sebab sebagian pasien isoman ini menolak dirawat di RSUD Nunukan.

“Ada penolakan sebagian pasien yang mengalami perburukan kesehatan untuk rujuk ke rumah sakit,” tuturnya.

Selain masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya virus Corona, peningkatan kasus kematian cenderung dikarenakan penularan Covid-19 varial Delta yang sangat cepat menyebabkan pasien mengalami sesak nafas.

Saat ini, kata Aris, strategi penguatan pengawasan telah dilakukan salah satunya dengan vaksinasi dan pemasangan stiker himbauan 5 M, termasuk pengawasan, namun segala upaya ini tetap memerlukan kedisiplinan masyarakat itu sendiri.

“Kemarin kita sudah evaluasi hal yang perlu ditingkatkan dalam pencegahan penularan salah satunya pemantauan pelaku isoman,” terangnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau