Curah Hujan Tinggi di Malaysia Ribuan Rumah di Kabupaten Nunukan Terendam

Ribuan rumah di 5 kecamatan di sepanjang DAS Sembakung, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara terendam banjir.  Air sungai meluap ke permukiman setelah curah hujan  tinggi di hulu sungai Sembakung yang terletak di Sabah, Malaysia. (Foto Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Plt Camat Lumbis Pansiangan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, Lumbis melaporkan, ribuan rumah di 5 kecamatan sepanjang DAS Sembakung terendam banjir setinggi 1 meter sampai 2,5 meter. Air sungai Sembakung yang hulunya di Malaysia, selalu meluap ke permukiman setiap curah hujan tinggi di Sabah, Malaysia.

“Permukiman penduduk yang terendam banjir tersebar di 5 kecamatan itu tersebar di Kecamatan Lumbis, Lumbis Pansiangan, Lumbis Ogong, Sembakung dan Sembakung Atulai,”  kata Lumbis pada Niaga,Asia, Selasa (04/01/2022).

Menurut Lumbis, lima kecamatan tersebut sudah menjadi langganan banjir setiap akhir tahun atau awal tahun. Penyebabnya sama, sungai tidak mampu menampung air yang berasal dari hulunya yang terletak di Sabah, Malaysia.

“Banjir melintasi 2 wilayah negara ini merupakan persoalan nasional yang penanganan  tidak dapat diselesaikan oleh Pemerintah Kabupaten Nunukan dan Pemerintah  Provinsi Kalimantan Utara.

Selama ini tidak ada solusi menyelesaikan banjir, bangunan rumah masyarakat setiap tahun tenggelam, berapa nilai kerugian kami,” tuturnya.

Tengelamnya ribuan rumah, kawasan pertanian dan hilangnya hewan ternak masyarakat setiap tahun, jelas menimbulkan kerugian di masyarakat dan cerminan Pemerintah Indonesia tidak mampu melindungi rakyatnya dari bencana.

Lumbis menilai, penanganan banjir hendaknya ditangani pemerintah dengan menciptakan program  relokasi penduduk atau membangun infrastruktur ke dataran lebih tinggi, sehingga

memancing masyarakat pindah ke dari tepian sungai Sembakung  ke permukiman baru yang lebih tinggi dan  bebas banjir.

“Selama ini, banjir Sembakung sebatas ramai viral di media sosial dan pemberian media, kemudian datang bantuan logistik dari pemerintah daerah dan provinsi. Kebiasan ini terjadi setiap tahun tanpa ada solusi mengatasi masalah,” ucap Lumbis.

Masyarakat Indonesia di perbatasan ini  tidak harusnya hidup dalam lingkaran bencana yang  penanganan tidak pernah tuntas. Masyarakat ingin solusi  untuk memutus mata rantai persoalan banjir.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: