Danlanal Nunukan: Kapal Asing Dilarang Melakukan Bongkar Muat di Perairan Sebatik

lanal
Danlanal Nunukan, Letkol (P) Machri Moko. (budi anshori)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Komandan TNI Angkatan Laut (Danlanal) Nunukan Letkol (P) Machri Moko meminta instansi terkait tidak memberikan izin ke kapal asing melakukan kegiatan bongkar muat barang di perairan Sebatik maupun pelabuhan Sei Nyamuk, Sebatik seperti diberikan kepada kapal Vietnam yang mentransfer beras ke kapal-kapal kayu dari Filipina untuk dibawa ke Tawi Tawi, Filipina Selatan.

“Perairan laut Sebatik masih berstatus sengketa dengan Malaysia. Makanya di sana banyak Kapal Republik Indonesia (KRI) mondar mandir mengamankan laut perbatasan itu,” tegas Machri Moko saat diwawancarai wartawan di Nunukan, Selasa (24/4/2018).

Menurutnya, dengan status perairan masih sengketa,  aktifitas ekonomi, perdagangan ataupun kegiatan militer bahkan latihan bersama dua negara Indonesia dan Malaysia tidak dibenarkan selama sengketa batas wilayah belum diselesaikan.

“Karena alasan-alasan pertahanan keamanan itulah, KRI Untung Suropati mengamankan kapal Vietnam dan kapal Filipina Rabu (18/4/2018) yang melakukan  bongkar kuat barang di dermaga Sei Nyamuk Sebatik,” ungkap Danlanal.

KRI Untung Suropati Amankan Kapal Vietnam Bermuatan Beras 2.900 Ton

BC Nunukan: Kapal Vietnam Masuk ke Sebatik Secara Resmi

Kedatangan kapal Vietnam dan melakukan transfer barang berupa beras di perairan Sebatik tanpa koordinasi dengan TNI AL. Meski kapal itu sudah melaporkan dan memiliki ijin dari Kementerian Perhubungan dan Bea dan Cukai, tetap tidak bisa dibenarkan.

Dari itu Danlanal menyarankan, kalau ada kapal asing mau mentransfer barang yang dibawanya untuk tujuan Filipina Selatan, instansi Perhubungan dan Bea Cukai mengarahkan kapal asing itu melakukan transfer muatannya di Pelabuhan Tunon Taka Nunukan yang jelas-jelas berada dalam wilayah perairan Indonesia dan tidak dalam sengketa dengan Malaysia.

“Perairan Nunukan maupun pelabuhan Tunon Taka bebas dari persoalan sengeketa, lagi pula kualitas pelabuhan jauh lebih bagus, apalagi di Nunukan memiliki petugas dan alat pengawasan dan pengamanan yang lebih baik. “Kita punya pelabuhan Tunon Taka yang lebih besar, kenapa tidak dipindahkan kegiatan transitmen kapal asing dari Sebatik ke Nunukan,” kata Machri. (002)