Dari Maladewa, Presiden Sri Lanka Kabur Lagi ke Singapura

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa saat hadiri KTT Pemimpin Dunia pada Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) di Glasgow, Skotlandia, Inggris 1 November 2021. (Andy Buchanan/Pool via REUTERS/File Foto)

KOLOMBO.NIAGA.ASIA — Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa diperkirakan terbang ke Singapura setelah melarikan diri ke Maladewa pada Rabu dini hari. Sumber pemerintah di Sri Lanka mengatakan kepada REUTERS pada Rabu.

Sumber yang menolak disebutkan namanya karena sensitifnya masalah itu mengatakan, Rajapaksa dapat mengirimkan pengunduran dirinya kepada ketua parlemen Sri Lanka setelah mendarat di Singapura.

Seorang pembantu Rajapaksa dan pemerintah Singapura tidak segera menanggapi permintaan komentar.

BACA JUGA :

Presiden Kabur ke Maladewa, Warga Sri Lanka Serbu Kantor Perdana Menteri

Sementara itu, penjabat presiden dan sekaligus perdana menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, telah meminta ketua parlemen untuk mencalonkan perdana menteri baru. Tim medianya mengatakan pada hari Rabu setelah Presiden Gotabaya Rajapaksa meninggalkan negara itu.

“Penjabat Presiden dan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe telah memberi tahu Ketua Parlemen Mahinda Yapa Abeywardena untuk mencalonkan seorang perdana menteri yang dapat diterima baik oleh pemerintah maupun oposisi,” kata tim itu dalam sebuah pernyataan.

Para pengunjuk rasa di Kolombo, yang marah dengan krisis ekonomi yang parah, telah menuntut penggulingan Rajapaksa dan Wickremesinghe.

Demonstran memasuki gedung kantor Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe di Kolombo, Sri Lanka 13 Juli 2022. REUTERS/Adnan Abidi

Masih dikutip dari REUTERS, terkait situasi di Sri Lanka, pemerintah Swiss menyarankan para pelancong dari negaranya pada hari Rabu untuk menghindari perjalanan yang tidak perlu ke Sri Lanka mengingat gejolak politik negara itu.

“Turis dan perjalanan tidak mendesak lainnya ke Sri Lanka tidak disarankan (kecuali untuk transit udara melalui Bandara Internasional Kolombo),” kementerian luar negeri Swiss mengunggah itu di situs webnya, menyusul keadaan darurat yang dinyatakan negara itu.

“Situasi politik kacau dan ketegangan meningkat. Kemerosotan situasi harus diperkirakan,” tambah Kemenlu Swiss.

Sumber : Kantor Berita Reuters | Editor : Saud Rosadi

Tag: