Deddy Sitorus : IDI Gegabah dan Mendzolimi Dokter Terawan

Anggota DPR RI Deddy Yevri Sitorus dari Dapil Kalimantan Utara. (Foto Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Anggota DPR RI Deddy Yevri Sitorus mengkritik keputusan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang memecat Dr Terawan dari keanggotaan IDI.

“Keputusan IDI memecat Dokter terawan, tindakan yang gegabah, berlebihan, dan terkesan mendzolimi,” kata Deddy lewat rekaman video yang diunggah pada media sosial miliknya, Rabu 30 Maret 2022 dengan judul dokter Terawan adalah seorang penemu, inovator dan sudah teruji.

“Sepanjang pengetahuan saya dan banyak rakyat Indonesia, Dr Terawan adalah dokter kompeten, dokter yang sangat bermanfaat bagi banyak dan ribuan orang. Seharusnya dia didukung, bukan dipecat,” kata Deddy Yevri Sitorus, Jum’at (01/04/2022).

Pemilik nama lengkap Terawan Agus Putranto yang sempat menjabat Menteri Kesehatan RI dinilai telah berhasil memberikan pelayanan kesehatan yang mumpuni dan sangat menguntungkan bagi masyarakat.

Deddy mengatakan, rakyat Indonesia heran, karena IDI lebih memilih untuk menjadi organisasi yang tidak berpihak pada inovasi dalam kesehatan dan pengobatan masyarakat. IDI justru malah mempersoalkan dan memecat.

“Seharusnya IDI melakukan penelitian terhadap temuan Dr Terawan dalam mengatasi masalah stroke dengan Digital Subtraction Angiography (DSA) bukan malah mempersoalkan,” sebutnya.

Banyak penyakit yang justru diobati juga dengan berbagai obat atau terapi yang sesuai dengan kaidah ilmiah, tapi tidak menolong banyak manusia. Mengapa IDI bukannya mendorong penemuan – penemuan seperti dilakukan oleh Dr Terawan.

Anggota Fraksi PDI Perjuangan asal dapil Kalimantan Utara, turut mempertanyakan apakah ini sebagai bukti bahwa IDI dikuasai oleh para farmasi besar dan industri farmasi besar yang merugikan rakyat Indonesia.

“Tolong beri penjelasan kepada masyarakat, karena kami menunggu pertanggungjawaban moral dan etika IDI terhadap kasus pemecatan Terawan,” pintanya.

Deddy berharap dokter-dokter yang bernaung di dalam IDI berani bersuara, berani mengungkapkan perasaannya, karena IDI bukan organisasi keilmuan di bidang pengobatan, tetapi adalah organisasi profesi dokter.

“Kalau IDI tidak lagi bisa menjadi alat perjuangan yang adil bagi profesi kedokteran, saya kira tidak ada salahnya seperti organisasi profesi lainnya,” ujarnya.

aa
dr. Terawan Agusputranto. (Foto: Rahmat/Humas)

IDI dibentuk oleh dokter-dokter yang berpihak terhadap pengobatan yang lebih maju, keilmuan yang lebih meningkat dan kedaulatan di bidang penyelenggaraan pelayanan kesehatan.

Percayalah masyarakat akan bergerak menghakimi anda jika keputusan ini tidak dijelaskan secara baik, dan memberikan kesempatan kepada Terawan untuk mempertanggungjawabkan apa yang sudah ditemukan dan dilakukan.

“IDI harus membuktikan dimana kesalahan Terawan. Seharusnya menjadi dokter atau tidak menjadi dokter itu tanggung jawab pemerintah, bukan tanggung jawab IDI,” terangnya.

Sebagai informasi, Mantan Menteri Kesehatan Dr Terawan Agus Putranto resmi dipecat dari Ikatan Dokter Indonesia (ID). Keputusan itu dilakukan berdasarkan hasil muktamar IDI di Aceh pada Jumat, 25 Maret 2022.

 Penulis : Budi Anshori | Editor | Rachmat Rolau

Tag: