Demo Tolak Pabrik Semen Bentrok Lagi, 7 Mahasiswa Hingga Satpol PP Berdarah-darah

Bentrok mahasiswa yang menolak pabrik semen di Kutai Timur, dengan aparat, Senin (8/4) siang. (Foto : Niaga Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Aksi demo ratusan mahasiswa Aliansi Masyarakat Peduli Karts Kalimantan Timur, di depan kantor Gubernur Kaltim di Samarinda, kembali bentrok. Sedikitnya 7 mahasiswa, polisi dan Satpol PP, luka-luka. Mencuat dugaan, mahasiswa berbekal busur saat bentrok pecah.

Pantauan Niaga Asia di lokasi, orasi depan kantor Gubernur sekira pukul 11.00 WITA, awalnya berlangsung tertib. Mahasiswa dengan lantang menyuarakan penolakan pabrik semen, di Kutai Timur, yang dinilai berimbas pada kerusakan lingkungan.

Lewat tengah hari, sekira pukul 13.15 WITA, Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi datang menemui mahasiswa yang dikomandoi oleh koordinator aksi, Armin. Situasi mulai memanas, ketika mahasiswa yang ngotot Hadi mengeluarkan pernyataan menolak pabrik semen, justru tidak langsung mempersilakan Hadi, untuk bicara di atas mobil pikap.

“Kalau tidak ada dialog, untuk apa saya hadir di sini? Kenapa saya tidak dikasih kesempatan bicara?” kata Hadi, di hadapan mahasiswa.

Akhirnya, staf Pemprov Kalltim, menyediakan mikrofon sendiri, agar Hadi bisa segera bicara dan terdengar nyaring. Namun demikian, Armin, terus bersuara tentang penolakan mahasiswa, yang menurutnya menyuarakan masyarakat Kutai Timur.

Armin menerangkan, ada lebih 2 juta hektare ekosistem di sekitar bentang Karts di Mangkalihat dan Sangkulirang, bakal terancam rusak, apabila pabrik semen didirikan. Armin juga menegaskan, penolakan pabrik semen, mesti dilakukan tanpa kompromi.

Menjawab Mahasiswa, Hadi memilih diplomatis. “Kita tidak boleh menolak tanpa kajian. Saya tidak langung menerima (izin pabrik semen), saya pelajari dulu. Saya harus adil. Tidak boleh menolak mentah-mentah, tidak boleh menerima mentah-mentah,” jawab Hadi

Lantaran tidak ada mahasiswa yang bersedia diajak diskusi di dalam kantor Gubernur, 1 jam kemudian, Hadi turun dari pikap, dan kembali masuk ke dalam kantor. Sementara mahasiswa di depan pagar masuk kantor Gubernur, kembali berorasi.

Wagub Kaltim Hadi Mulyadi sempat bersitegang dengan mahasiswa (foto : Niaga Asia)

Belakangan, sekitar pukul 15.00 WITA, muncul ketegangan di depan pagar. Tidak diketahui sebabnya. Ketegangan kian memanas, ketika muncul hujan batu dari arah mahasiswa. Satpol PP dan polisi pun, memukul mundur mahasiswa hingga ke arah Lamin Etam menggunakan rotan.

Dari bentrokan di depan pagar kantor Gubernur, tidak kurang 7 orang polisi, Satpol PP dan juga termasuk mahasiswa, mengalami luka-luka di kepala, bibir, wajah, hingga kaki akibat lemparan batu.

Polisi pun terpaksa menggunakan gas air mata, untuk bmembubarkan mahasiswa. Mencuat dugaan, mahasiswa menggunakan busur, saat pecah bentrok. “Saya minta mahasiswa jangan terprovokasi. Rekan-rekan (Satpol PP dan mahasiswa) harus berhati-hati. Ada yang menggunakan busur. Hati-hati,” kata seorang petugas kepolisian menggunakan pengeras suara.

Situasi mereda. Mahasiswa bertahan di depan kantor Gubernur, dan 400 aparat polisi pun bersiaga di dalam areal kantor Gubernur. “Sesuai SOP, demo sampai jam 6 sore. Kita lihat perkembangan,” tegas Kapolresta Samarinda Kombes Pol Vendra Riviyanto. (006)