Desa Binalawan Sentra Produksi Ikan dan Udang Kering

mariani
Mariani, istri salah seorang nelayan di Desa Binalawan, Sebatik mengolah ikan dan udang menjadi produk ikan dan udang kering.

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Produk ikan kering (asin) dan udang kering, serta kerupuk udang dari Desa Binalawan, Sebatik, Baupaten Nunukan kini mulai mengisi permintaan pasar Tawau, Sabah, Malaysia, Nunukan, dan Tarakan. Ikan kering dihargai Rp90.000 per kilogram dan udang kering Rp60.000 per kilogram.

Pengolhan ikan dan udang kering ini disahakan para istri-istri nelayan dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga. Salah seorang istri nelayan misalnya, Mariani (28)  seminggu mampu memproduksi puluhan kilo ikan dan udang kering. “Saya sudah 10 tahun kerja ikan kering. Setiap suami pulang melaut, saya keringkan ikan dan udang,” kata Mariani pada Niaga.Asia.

Suami Mariani adalah nelayan yang menggunakana alat tangkap trawl dan biasanya beroperasi di sekitar perairan Pancang Merah, Sebatik. Rata-rata hasil tangkapan suaminya sekitar 100 kilogram setiap kali melaut.

Harga jual  ikan dan udang kering yang tinggi, menurut Mariani,  sebanding dengan biaya operasional mencari ikan. Setiap kali  melaut, para nelayan setidaknya menyiapkan uang Rp1,5 juta untuk membeli 200 liter solar, belum lagi keperluan makan dan minum selama di laut.“Kalau lagi mujur bisa dapat satu perahu (100 kilogram) ikan tipis campur udang, kalau dibuat ikan kering dan ebi bisa menghasilkan Rp 7 juta lebih,” ungkap Mariani.

Diterangkan,  proses pembuatan ikan kering dimulai dari memotong bagian kepala ikan dan belah bagian perutnya, setelah itu ikan diberi es dan didiamkan selama 1 hari, besoknya ikan dilakukan penjemuran. Waktu pencemuran sendiri satu hari penuh, namun jika matahari kurang baik bisa 2 hari. “Jika ikan telah kering, kami tinggal menghubungi calon pembeli dan terkadang mereka datang sendiri bertanya-tanya ikan yang siap jual. Kadang ada pemborong datang kesini ambil ikan dan udang, kadang juga ada pesanan orang Tawau minta ikan ratusan kilogram,” sebutnya.

Pedagang ikan dan udang kering menjual kembali ikan kering di Nunukan, Tawau atau Tarakan seharga Rp120 ribu atau untung Rp30 ribu/kilogram dan udang kering Rp100 ribu/kilogram, atau mengambil untung Rp40 ribu/kilogram.

Meski penghasilan para nelayan dan pengrajin ikandan udang  kering terlihat cukup tinggi, tapi belum membuat ekonominya membaik sebab, mereka hanya melaut dua minggu dalam sebulan. Artinya 15 hari kerja, 15 hari menganggur. “Kalau pas air jelek kami istirahat dirumah, kadang keuntungan jual ikan asin habis dipakai untuk makan dan beli solar ke laut lagi,” tutur Mariani. (002)