Desa Budaya Pampang Gelar Acara Kesenian Setiap Minggu

Desa Budaya Pampang Samarinda, Kalimantan Timur menghadirkan acara kesenian setiap minggu di Lamin Adat Pemung Tawai mulai pukul 14.00-15.00 WITA. (Foto Yuliana Ashari/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Desa Budaya Pampang Samarinda, Kalimantan Timur, kini menghadirkan acara kesenian setiap minggu di Lamin Adat Pemung Tawai mulai pukul 14.00-15.00 WITA.

Terletak di Samarinda Utara, Desa Budaya Pampang merupakan destinasi wisata yang menawarkan pengalaman unik untuk menjelajahi kekayaan budaya Suku Dayak di Kalimantan Timur

Desa budaya ini terletak di Jalan Wisata Budaya Pampang No.32, RT.03, Kelurahan  Pampang, sekitar 5 km dari jalan raya arah Samarinda-Bontang, dan mudah diakses dari Bandara APT. Pranoto.

Acara di hari Minggu (3/3/2024) menampilkan berbagai kesenian tradisional Suku Dayak Kenyah seperti musik sape dan 10 tari-tarian yakni, Tari Nyelama Sakei (tari penyambut tamu), Tari Ajei (tarian perjuangan), Tari Enggang Madang (tarian burung terbang/berdamai), Tari Anyam Tali (persatuan), Tari Pemung Tawai (tarian yang dilakukan ibu-ibu yang besatu).

Pengunjung dapat menikmati pertunjukan kesenian di Desa Buadaya Pampang ini dengan membayar tiket masuk Rp 40.000/orang dan untuk foto-foto dengan para penari Rp 25.000/5 foto. (Foto Yuliana Ashari/Niaga.Asia)

Kemudian ditampilkan pula Tari Pang Pagaq  (tarian kayu yang dihentakkan), Tari Udoq Aban (tarian topeng untuk mengusir roh jahat), Tari Lemada Lasan ( tari untuk membersihkan diri), Tari Punan leto ( tari untuk mempertahankan miik kita), Tari Persaudaraan dan Tari Leleng (tarian penutup).

Pengunjung dapat menikmati pertunjukan ini dengan membayar tiket masuk Rp 40.000/orang dan untuk foto-foto dengan para penari Rp 25.000/5 foto.

Sape yang merupakan alat musik tradisional Kaltim sering digunakan untuk mengiringi acara-acara hajatan masyarakat Suku Dayak. Sape terbuat dari kayu Adau yag banyak terdapat di Kalimantan.

Sejak diluncurkan setiap minggu, acara ini telah menarik perhatian wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara. Wisatawan dari Jakarta, Yogyakarta, Gresik, Sumatra Utara, Denpasar, Makassar, Balikpapan, Tenggarong, Kubar, dan bahkan Malaysia telah hadir untuk menikmati pertunjukan ini.

Salah satu pengunjung dari Balikpapan mengatakan bahwa dia sangat terkesan dengan pertunjukan yang ditampilkan.

“Tari-tariannya sangat indah dan musiknya sangat merdu. Saya senang sekali bisa melihat langsung budaya Dayak yang unik dan menarik ini,” kata salah seorang wisatawan lokal.

Tapi menurut dia, ada yang harus di perhatikan adalah toilet nya kurang baik, serta kurangnya kipas angin di lamin sehingga sangat panas.

Anak Sekolah Dasar Negeri 016 Pampang, Hendra,Ding dan Ipin ikut berpartisipasi dalam Tari Ajei (Tari Perjuangan) di Kampung Budaya Pampang. (Foto Yuliana Ashari/Niaga.Asia)

Pengunjung lainnya, dari Makassar, mengatakan bahwa dia baru pertama kali mengunjungi Kalimantan Timur.

“Saya sangat senang bisa datang ke sini dan melihat langsung budaya Dayak. Pertunjukannya sangat menarik dan saya belajar banyak tentang budaya Dayak,” kata Rosmawati.

“Tapi sayang kurang maksimal pelaku UMKM nya, Saya pikir tadi bisa menikmati makanan yang bisa kenyang efek perjalanan yang begitu jauh,” sambungnya.

Kepala Objek Wisata Budaya Pampang, Esrom Palan  mengatakan bahwa acara ini bertujuan untuk mempromosikan budaya Dayak kepada wisatawan.

“Kami ingin agar wisatawan yang datang ke Samarinda bisa mengenal dan merasakan langsung budaya Dayak,” kata Esrom.

Ia mengatakan bahwa pihaknya akan terus menghadirkan acara-acara menarik lainnya di Objek Wisata Budaya Pampang.

“Kami ingin agar tempat ini menjadi destinasi wisata yang wajib dikunjungi oleh wisatawan yang datang ke Samarinda,” kata Esrom.

Penulis: Yuliana Ashari I Editor: Intoniswan

Tag: