Desa “Sinergi Hijau” Tanjung Batu jadi  Pilot Proyek Hanpangan Terpadu dan Modern

Rumah singgah atau Pokdok Istirahat bagi petani yang lokasi pilot proyek ketahanan pangan terpadu dan modern di Desa Tanjung Batu, Tenggarong Seberang. (Foto Istimewa)

TENGGARONG SEBERANG.NIAGA.ASIA-Desa “Sinergi Hijau” Tanjung Batu, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur  jadi pilot proyek ketahanan pangan (Hanpangan)  terpadu dan modern, kerja sama antara TNI-AD, Pemerintah Kabupaten Kukar, dan pelaku usaha, PT Bumi Hijau Pangan.

“Pak Dandim 0906/Tgr, Letkol (Inf) Charles Aling sudah memaparkan saat mengkomunikasikan dan mengkoordinasikannya  dengan  Pak Plt Bupati Kukar dan saat Pak Sekda Kukar melakukan kunjungan lapangan,” ungkap Komisarius Utama PT BHP, H Setia Budi pada Niaga.Asia, Kamis (26/11/2020).

Proyek  Hanpangan di Desa Tanjung Batu didesain menjadi yang terbaik wilayah Kodam VI/Mulawarman dan di Indonesia dalam mengoptimalkan 460 hektar lahan terlantar jadi produktif dengan melibatkan langsung petani setempat dan BUMDes Tanjung Batu.

“Yang akan dibentuk bukan hanya sawah untuk tanaman padi, tapi juga ada untuk budidaya perikanan, hortikultura, peternakan sapi, dan pariwisata, sekaligus jadi pusat penelitian bagi perguruan tinggi negeri dan swasta, dimana dalam hal ini dengan menggandeng Universitas Kartanegara  Tenggarong,” ungkap Setia Budi.

Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kaltim juga memperbatukan satu unit alat beratnya untuk pembersihan lahan terlantar jadi lahan produktif di Desa “Sinergi Hijau” Tanjung Batu. (Foto Istimewa)

Pemkab Kukar sendiri, lanjut Setia Budi, juga sudah menyatakan siap mendukung siap memberikan dukungan melalui isntansi teknis, yakni  Dinas  Pekerjaan Umum, Pertanian, Peternakan, dan Badan Ketahanan pangan.

“Pak Sekda menyampaikan itu saat melakukan kunjungan lapangan tanggal 18 November lalu,” terangnya.

Diterangkan pula, dari 460 hektar lahan tak produktif yang ada saat ini di Desan Tanjung Batu, hingga akhir tahun 2020 ditergetkan 100 hektar sudah bisa dimanfaatkan untuk tanaman padi, perikanan, dan hortikultura. Realisasi di lapangan sudah 25 hektar mulai ditanami.

“Kita mengerahkan 4 alat berat melakukan pembersihan lokasi dan membentuk kanal-kanal bagi mengatur distribusi air,” kata Setia Budi lagi.

Pekerjaan di lapangan saat ini, berlangsung untuk semua kegiatan, termasuk membangun rumah singgah, atau pondok beristirahat bagi petani, kandang-kandang sapi, gudang tempat penyimpanan peralatan kerja dan saprodi.

Setiap petani akan mengolah lahan sawah masing-masing 2 hektar dan mendapatkan sapi untuk dipelihara sampai jadi sapi bernilai ekonomi dan dikembangkan hingga beranakpinak, dan memperoleh keuntungan atas kerjanya dari PT Bumi Hijau Pangan.

“Tahap awal ini ada 100 KK petani dilibatkan,” ujarnya.

Kerja besar yang jadi prioritas saat ini adalah menormalisasi anak sungai yang melintasi kawasan hanpangan, yang terhubung ke sungai Mahakam agar berfungsi mengendalikan air saat musim penghujan dan air Mahakam pasang, dan sumber air dimusim kemarau.

“Total jaringan irigasi yang akan dibangun seluruhnya 7.000 meter,” kata Setia Budi. (001

Tag: