Di Nunukan Harga Epiji 3 Kilogram Melambung Rp50.000 per Tabung

aa
Elpiji tabung 3 kilogram di Pulau Nunukan diturunkan dari kapal pengangkut menuju agen ( Foto Budianshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Kenaikan harga elpiji subsidi 3 kilogram mencapai Rp50.000 di Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan dipicu warga mampu juga menggunakan elpiji subsidi yang diperuntukkan bagi warga miskin.

“Kesalahan fatal, banyak warga ekonomi menengah ke atas memanfaatkan barang subsidi yang peruntukannya bagi warga miskin,” kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan Nunukan Andi Jhoni, Selasa (22/10/2019).

Pada kehekatnya, kata Andi, kuota elpiji 3 kilogram untuk Kabupaten Nunukan yang disuplai PT Pertamina mencapai 60.000 tabung dibagi untuk dua pulau yaitu Nunukan sebanyak 40.000 tabung dan Sebatik, sebanyak 20.000 tong.

Jumlah tersebut harusnya mampu memenuhi kebutuhan warga miskin yang kisaran jumlahnya masih dibawah 60,000 jiwa, namun kenyataanya, keberadaan elpiji selalu langka dengan harga jauh diatas dari harga agen dan pangkalan.

“Harga di agen sekitar Rp16.500 ribu, masuk ke pangkalan naik jadi Rp20.000, dari pangkalan masuk ke pedagang eceran inilah yang harganya melonjak sampai 2 kali lipat,” sebutnya.

Dalam distribusi elpiji 3 kilogram, kata Andi, Pertamina memiliki kontrak kerjasama dengan 2 agen legal, masing – masing PT Karya Jasa Liem di Kecamatan Nunukan dan PT Sebatik Induk Flower di Kecamatan Sebatik.

Kedua agen itu  melayani di Nunukan dan Sebatik dengan mendistribusikan ke pangkalan-pangkalan yang memiliki izin resmi dari pemerintah daerah dengan standar harga tidak melebihi Rp 20.000.

“Kenaikan harga liar ditingkat pengecer, kalau agen dan pangkapan yakin tidak berani bermain harga,” kata Andi.

Pakai kartu miskin

Untuk mengatasi kesalahan dalam pendistribusian elpiji, Dinas Perdagangan telah membentuk satgas khusus pengawasan distribusi elpiji subsidi bersama Reskrim Polres Nunukan, camat setempat dengan cara mencetak stiker ditempelkan pada rumah-rumah penduduk dengan kategori miskin.

Selain stiker, rumah warga miskin tersebut akan diberi kartu untuk pembelian elpiji. Dengan bukti kartu itulah, pihak agen akan melayani penjualan ke konsumen kategori miskin dan berhak mendapat elpiji subsidi.

“Sekiranya tempelan stiker dirumah dan kartu pembelian elpiji 3 kilogram bisa menangkap oknum pengeder dan oknum masyarakat nakal yang mencari keuntungan barang subsidi,” tuturnya.

Kelangkaan elpiji 3 kilogram bukanlah hal baru di Kabupaten Nunukan, hampir setiap tahun muncul kelurahaan harga naik dan adanya oknum masyarakat nakal bermain dalam bisnis barang subsidi pemerintah.

Seperti yang dirasakan Jamaluddin Daeng Liwang warga Mamolo, Kecamatan Nunukan Selatan, harga elpiji 3 kilogram di tempat-tempat pengedar mencapai Rp50.000, harga ini bisa turun sedikit dan naik mencapai Rp55.000

“Harga di pangkalan Rp20.000 sampai Rp25.000 dan tidak selalu ada barangnya, kalau mau ada beli di pengecer harga Rp 50.000,” sebutnya. (002)

 

Tag: