Di Nunukan, Murid Putus Sekolah Gara-gara Sekolahnya Jauh

SDN 007 di Kampung Telang, Desa Binalawan, Sebatik Barat, kabupaten Nunukan, di provinsi Kalimantan Utara (istimewa/niaga.asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA — Puluhan orangtua dan wali murid Sekolah Dasar (SD) Negeri 004 di Desa Binalawan, Sebatik Barat, kabupaten Nunukan, meminta anak mereka dipindahkan kembali ke sekolah asal di SD Negeri 007 di kampung Telang yang ada di desa itu. Jauhnya jarak SDN 004 mengakibatkan satu murid terpaksa putus sekolah.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten Nunukan Andre Pratama mengatakan itu saat rapat bersama Dinas Pendidikan (Disdik) kabupaten Nunukan, dan juga organisasi perangkat daerah (OPD) rekanan Komisi I DPRD kabupaten Nunukan hari Selasa.

“Ada dua alasan wali murid meminta pindah ke sekolah asal. Pertama SDN 004 tidak menepati janji mengajarkan komputer. Kedua lokasi sekolah jauh dari rumah murid-murid yang berjarak sekitar 3,5 kilometer,” kata Andre.

SD Negeri 007 awalnya merupakan sekolah filial yang berdiri tahun 2008, di atas lahan hibah masyarakat yang berinduk kepada SDN 004. Sebelas tahun kemudian, sekolah itu kemudian menyelenggarakan pendidikan tepat tahun 2020. Di mana status sekolah berubah menjadi sekolah negeri.

Memasuki tahun 2021, kepala SD Negeri 004 mengadakan rapat pertemuan bersama dengan orang tua murid SDN 007, membujuk agar murid-murid kelas IV, V dan VI pindah ke SDN 004 dengan iming-iming akan diajarkan ilmu komputer.

“Pertemuan rapat tanpa dihadiri pejabat kepala SD Negeri 007. Kemudian SD Negeri 004 juga tidak menepati janji mengajarkan komputer karena tidak ada perangkat komputer,” ujarnya.

Jauhnya jarak SDN 004 dengan rumah-rumah murid menimbulkan persoalan baru. Pasalnya, orang tua murid yang rata-rata petani sawah dan rumput laut, terpaksa harus mengantar anaknya pulang pergi ke sekolah.

Sorang murid kelas V SD Negeri 004 bernama Ikram, di mana orang tuanya berkategori tidak mampu mengantar jemput dia ke sekolah, memilih berhenti sekolah sejak tahun 2022.

“Miris sekali lihat anak putus sekolah hanya karena lokasi sekolah jauh. Padahal ada sekolah dekat rumah sekitar 500 meter,” Andre menjelaskan.

Bersamaan perpindahan murid, pihak SDN 004 sejak tahun lalu telah memindahkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Sehingga murid yang sudah terlanjur pindah tidak mungkin lagi dikembalikan begitu saja ke SDN 007.

Terkait persoalan itu Andre meminta Disdik kabupaten Nunukan mengembalikan sekitar 30 murid yang terlanjur dipindahkan ke SDN 004. Pemerintah kabupaten menurutnya juga perlu memperhatikan sarana kelengkapan di SD Negeri 007.

“Tolong kepala Dinas Pendidikan Nunukan turun ke lapangan. Kami minta kembalikan murid kelas IV, V dan IV ke sekolah asal. Ada sekolah dekat kenapa harus dipindahkan ke sekolah jauh?” ujar Andre.

Merespons itu, Kepala Disdik kabupaten Nunukan Akhmad menjaskan, hampir sebagian besar sekolah di pulau Sebatik mendapatkan bantuan renovasi rehabilitasi total dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

“Kami siap meninjau lapangan. Kalau pun Dapodik sudah terlanjur pindah, nanti kita proses lewat koordinasi yang baik antara SDN 007 dan SDN 004,” kata Akhmad.

Aspirasi disampaikan wakil rakyat menjadi catatan penting bagi Disdik kabupaten Nunukan, khususnya kepala bidang pendidikan dasar, untuk menyelesaikan masalah sesuai harapan masyarakat yang merasa kesulitan bersekolah.

“Kalau dukungan sarana kelengkapan sekolah tetap kita upayakan. Hanya kabupaten Nunukan, daerah di provinsi Kalimantan Utara, yang mendapatkan bantuan paling besar keuangan dana alokasi khusus (DAK) dari kementerian PUPR,” tutup Akhmad.

Penulis: Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: