Dinkes Berau dan IAKMI Paparkan COVID-19 dan Bahayanya

Dinkes Berau bersama IAKMI menggelar press conference seputar COVID-19 Berau, di ruang pertemuan Diskominfo, Selasa (12/1/2021). (Foto: Rita Amelia/Niaga.Asia)

TANJUNG REDEB.NIAGA.ASIA – Informasi yang sering wara wiri di sosial media beberapa pekan terakhir, yang meragukan adanya COVID-19, khususnya di Kabupaten Berau, membuat Dinas Kesehatan bersama Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), menggelar press conference. Dengan tema suara Nakes Berau, COVID-19 fakta atau rekayasa.

Kedua pembicara memberikan paparan berkaitan dengan pandemi, yang hingga Selasa (12/1/2021) di Berau sudah ada total 1.652 pasien positif, 496 masih dirawat, dan menyebabkan 20 orang meninggal dunia.

“Kami ingin menyikapi isu yang berkembang di masyarakat, yang mempertanyakan apakah COVID-19 itu ada atau tidak. Apalagi ada postingan di sosmed, yang mengatakan bahwa pasien itu sengaja di-COVID-kan. Saya tegaskan, bagi kami tidak ada keuntungan melakukan hal itu. Justru yang kami lindungi adalah keluarga, kontak erat pasien positif dan orang-orang yang belum terpapar,” jelas Kadinkes Berau, Iswahyudi.

Melihat jumlah pasien positif yang terus bertambah setiap harinya, kata Iswahyudi, hingga tembus ribuan orang yang terpapar, ia berharap masyarakat tidak mudah termakan isu negatif. Apalagi, jika belum pernah melihat langsung bagaimana para pasien positif COVID-19 yang menjalani perawatan selama isolasi.

Dokter Spesialis Paru RSUD Abdul Rivai Berau, Robert Naiborhu mengatakan, dirinya memberikan gambaran ke masyarakat mengenai COVID-19. Sehingga tidak melihat dari sumber yang tidak jelas.

“Jika masih ada yang tidak percaya, bisa bertanya langsung kepada kami tenaga kesehatan yang merawat langsung pasien COVID-19, atau mereka yang pernah terpapar,” ujar Robert.

“Banyak informasi yang menyebutkan jika virus Corona tidak berbahaya dan bisa sembuh dengan sendirinya. Isu ini justru sangat berbahaya, dan bisa menimbulkan lonjakan kasus karena tingkat kewaspadaan berkurang, dan enggan menggunakan masker,” bebernya.

Dengan adanya press conference ini, dirinya berharap orang bisa tahu bahwa COVID-19 itu ada dan berbahaya. Dan sejak Desember 2020 hingga awal Januari ini, kasusnya meningkat pesat, begitu juga tingkat keparahannya.

Press conference yang digelar di kantor Diskominfo Berau, juga dihadiri dokter patologi klinik RSUD Abdul Rivai dr Nur Jannah, tim surveilans Dinkes Berau, tim Nakes ruang isolasi COVID-19, juga beberapa narasumber dari penyintas COVID-19 yang sharing pengalamannya, yakni Kapolres Berau AKBP Edy Setyanto Erning, dokter Jaka, dan Elvira.

Press conference yang digelar juga disiarkan secara langsung di berbagai platform media sosial, yaitu facebook dan instagram Pemkab Berau dan Berau TV, juga di youtube, sehingga bisa disaksikan masyarakat luas. (008)

 

Tag: