Dinkes Kaltim Sampaikan Poin Penting dari Menkes Soal Omicron

Ilustrasi petugas medis mengenakan alat pelindung diri (APD) menangani kasus infeksi COVID-19. (Foto : istimewa/Google Images)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Dinas Kesehatan Kalimantan Timur menyampaikan 20 poin penjelasan Menkes Budi Gunadi Sadikin pada hari Kamis. Ada 80 ribu tempat tidur siap digunakan untuk rawat inap pasien terpapar COVID-19 dari varian Omicron, yang diketahui lebih cepat menular.

Perbedaan utama Omicron dengan varian lain adalah penularan lebih cepat dan banyak. Di mana dalam waktu singkat akan terjadi kenaikan jumlah kasus yang signifikan.

Selain itu, hospitalisasi dan tingkat keparahan kasus varian Omicron lebih rendah. Sebab, lebih banyak orang yang terpapar Omicron dirawat di rumah atau menjalani isolasi mandiri (Isoman).

“Pemerintah melakukan strategi berbeda antara menghadapi Omicron dengan Delta. Varian Delta membutuhkan kapasitas rumah sakit yang tinggi. Omicron cenderung bisa sembuh tanpa harus dirawat di rumah sakit,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, Masitah, kepada niaga.asia melalui keterangan tertulis, Jumat.

Per 26 Januari 2022 yang dirawat di seluruh Indonesia ada 7.688 pasien, dan yang dirawat di ICU sekitar 400. Sedangkan total tempat tidur isolasi yang sudah siap pakai ada sekitar 80.000 tempat tidur. Di mana, kapasitas nasional untuk ruang isolasi 120.000-130.000 tempat tidur.

Pemerintah juga telah melakukan riset kecil terhadap pasien varian Omicron yang menjalani perawatan.

Total pasien yang kena Omicron ada 1.988, di mana sebanyak 765 di antaranya sudah sembuh. Total pasien Omicron yang dirawat di rumah sakit ada 854 orang

“Dari 854 pasien yang dirawat, sebanyak 461 asimtomatik, bergejala ringan 334, bergejala sedang 54 orang dan hanya 5 orang bergejala berat,” ujar Masitah.

Tidak Ada Lagi Zona Hijau COVID-19 di Kaltim

Untuk terapi oksigen yang diberikan terhadap pasien yang dirawat yakni sebanyak 54 pasien mendapatkan nasal kanul, 1 simple mask, HFNC 1, ventilator 3, dan selebihnya tanpa terapi oksigen sebanyak 795.

“Hasil riset ini memperkuat anggapan bahwa varian Omicron lebih ringan dari varian lain,” terang Masitah.

Pasien terkait Omicron yang meninggal dunia secara nasional total hingga Kamis berjumlah 3 orang. Pasien tersebut dirawat di RS Sari Asih Ciputat, RSPI Sulianto Saroso, dan RSJPD Harapan Kita

Ketiga pasien yang meninggal dunia berusia 54 tahun dengan vaksinasi dosis lengkap dua dosis, usia 64 tahun yang elum divaksinasi sama sekali, serta usia 78 tahun, yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis ketiga atau booster.

“Menkes mengingatkan bahwa transmisi lokal Omicron pasti terjadi,” tegas Masitah.

Masih disampaikan Masitah, Menkes Budi Gunadi Sadikit juga menekankan bahwa sebagian pasien yang masuk rumah sakit sejauh ini seharusnya bisa dirawat secara mandiri atau di rumah.

“Terkait vaksinasi lansia, setiap daerah capaiannya bervariasi. Menkes belum bisa memprediksi puncak kasus gelombang ketiga di Indonesia hingga berapa kasus per hari. Berdasarkan data dari negara lain, puncak kasus antara 1 kali hingga 5 kali dibandingkan varian Delta,” jelas Masitah.

“Peak (puncak) untuk gelombang terkait varian Omicron antara 37 hingga 60 hari sejak temuan kasus pertama,” demikian Masitah.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

Tag: