Dinkes Nunukan Uji Sampel Menu MBG di Sebatik Tengah ke BPOM Tarakan

Pelajar PAUD dan SD di Sebatik Tengah yang dirawat di Puskesmas dan RS Pratama Sebatik karena muntah-muntah dan pusing, setelah menyantap MBG, Selasa (30/9/2025), hari ini berangsur membaik. (Foto: Andre/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara), telah mengambil sampel sisa menu Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang diduga penyebab keracunan 82 pelajar PAUD dan SD di Kecamatan Sebatik Tengah untuk diuji di laboratorium BPOM Tarakan.

“Kita sudah ambil semua sampel menu MBG yang disajikan tanggal 30 September 2025 dari SPPG Yayasan Bina Pendidikan Yatim diambil untuk uji laboratorium,” kata Kadinkes Nunukan, Hj. Miskia pada Niaga.Asia, Rabu (01/09/2025).

Pengambilan sampel dan investigasi ke lokasi penyedia menu MBG dilakukan atas perintah Bupati Nunukan H. Irwan Sabri, sebagai respon cepat pemerintah daerah menanggapi keluhan masyarakat dan kekhawatiran orang tua.

Semua sampel baik nasi, sayur, lauk, dan buah yang telah diambil dikirim ke Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kota Tarakan, sedangkan muntahan bekas makanan dikirim ke laboratorium Surabaya.

“Kita belum punya laboratorium untuk uji makanan dan minuman, makanya sampel menu MBG dikirim ke Tarakan,” sebutnya.

Uji sampel di BPOM Tarakan diperkirakan paling lama satu minggu. Selanjutnya hasil sampel akan menjadi rujukan untuk kelayakan bagi SPPG melanjutkan kegiatan atau perlu evaluasi pembinaan terhadap pengolahan makanan.

“Pengelola menu MBG SPPG Yayasan Bina Pendidikan Yatim dihentikan sementara waktu sampai ada hasil dari BPOM Tarakan,” bebernya.

Saat ini, kata Miskia, tim kesehatan masih berada di pulau Sebatik untuk memeriksa dua lokasi dapur MBG, terutama untuk dapur SPPG Yayasan Bina Pendidikan Yatim di Kecamatan Sebatik Tengah.

Sedangkan SPPG pengelola menu MBG di Kecamatan Sebatik Utara dan Sebatik Timur yang beroperasi sejak Juli 2025 tetap dilakukan pemantauan, guna memastikan pengolahan makanan dan sarana tempat masak memenuhi standar Badan Gizi Nasional (BGN).

“Dipulau Sebatik terdapat dua SPPG. SPPG Yayasan Bina Pendidikan Yatim baru 2 hari beroperasi,” ujarnya.

Saat ini seluruh anak-anak keracunan yang sebelumya di rawat di Rumah Sakit Pratama maupun Puskesmas telah berangsur membaik dan diharapkan tidak ada lagi tambahan pasien dengan keluhan muntaber.

Selain memastikan pengelolaan makanan dan tempat penyimpanan sesuai standar, Miskia menerangkan, tiap SPPG harus memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) dan sertifikat halal maupun sertifikat penggunaan air layak pakai.

“Semua SPPG wajib memiliki 3 sertifikat ini untuk menjamin keamanan dan kualitas makanan yang disajikan sesuai standar kesehatan,” tuturnya.

Diberitakan sebelumnya. Bupati Nunukan H. Irwan Sabri memberhentikan sementara waktu operasional SPPG Yayasan Bina Pendidikan Yatim sebagai penyedia menu MBG untuk sekolah di Kecamatan Sebatik Tengah.

Irwan menginstruksikan kepada kepada Dinas Kesehatan melakukan uji laboratorium menu MBG yang menyebabkan 82 pelajar PAUD dan SD muntah-muntah, sakit perut dan pusing, setelah menyantap MBG, Selasa (30/9/2025) siang.

Yayasan Bina Pendidikan Yatim yang beralamat di Jalan H B Rahim, RT 8, Desa Sei Pancang menyediakan 992 menu MBG untuk SDN 04 Sei Limau, SDN 05 Sei Limau, MI Darul Furqon Tapal Batas dan PAUD Ar Rahman, Sei Limau dan Posyandu di Kecamatan Sebatik Tengah.

Penulis: Budi Anshori | Editor: Intoniswan

Tag: