Direktur RSUD Nunukan Sudah 35 Tahun Phobia Jarum Suntik

Direktur RSDU Nunukan dr Dulman yang takut dengan jarum suntik mesugesti dirinya dengan mengacungkan jempol tangan kanannya saat divaksin Cvid-19.  (foto Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Pencanangan Vaksin Covid-19 pertama di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, berjalan suskes tanpa meninggalkan kelurahan atau masalah yang muncul paska suntik, namun dibalik kegiatan itu, ada cerita menarik yang terungkap disana.

Cerita ini diungkapkan Direktur RSUD Nunukan dr Dulman, dokter ahli kandungan ini mengaku sangat phobia terhadap jarum suntik, saking takutnya disuntik, dirinya selalu menghindari pengobatan menggunakan suntik.

“Terakhir saya suntik sekitar 35 tahun lalu dan itu masih sekolah dasar usia 10 tahun, saya sangat phobia dengan suntikan, tapi saya sering menyuntik pasien-pasien,” katanya, Rabu (03/02/2021).

Selama mengalami luka akibat kecelakaan atapun sakit lainnya, Dulman selalu menolak dokter ataupun mantri kesehatan memberikan suntik bius lokal ataupun total, dia ini rela menjalani penjahitan luka tanpa anestasi.

Rasa takut yang dipendamnya bertahun-tahun itu teratasi dengan adanya program vaksin yang mengharuskan seluruh nakes menerima vaksin, Dulman akhirnya duduk dikursi sambil melambaikan tangan menghilangkan  ketakutan dengan tekanan darah 177

“Perawat dan dokter saja divaksim, masa saya direktur RSUD menolak di vaksin, rasa itulah yang membuat saya bersedia ikut vaksin,” ucapnya

Dikatakan Dulman, suntik vaksin tidak sakit dan waktunya sangat singkat. Bagi orang yang terbiasa di suntik pasti dianggap hal bisa, berbeda dengan orang phobia dengan suntik, namun percayalah, program ini sangat baik untuk menghindari penularan Covid-19.

Imuniasi vaksin bertujuan memberikan kekebalan terhadap tubuh. Masyarakat harus berterima kasih kepada pemerintah yang telah memperhatikan rakyatnya. Meski ada sedikit penolakan dari oknum-oknum tertentu.

“Mari kita galakan vaksin Covid-19, program ini sangat baik dan tepat untuk kebebalan tubuh menghindari penularan virus,” ajak Dulman.

Melambaikan jempol ibu jari dan tersemyum adalah teknik Dulman mesugesti  dirinya melawan rasa takut. Cara ini terbukti ambuh pula mengalihkan phobianya, bahkan dia merasa kaget ketika dokter mengatakan suntik vaksin sudah selesai.

Raut ketakutan di wajahnya hilang sirna, Dulman tersenyum dan merasa puas telah berhasil mengatasi phobia terhadap jarum suntik. Demi tugas sebagai nakes dan demi negara, dokter yang 35 tahun menolak di suntik ini akhirnya rela di suntik.

“Saya phobia karena pernah disuntik oleh mantri pakai suntikan jaman dulu. Botol injeksinya dari kaca dan jarumnya waktu itu agak besar dan harus disterilkan dulu baru dipakai. Waktu habis disuntik, saya sempat kesulitan mengangkat tungkai kaki, karena sakitnya masih terasa di pantat,” senyumnya. (002)

Tag: