Dirjen Migas Undang Investor Kembangkan Transisi Energi di Indonesia

The 9th Asian Ministerial Energy Roundtable (AMER). (Foto Kementerian ESDM)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji mengajak negara-negara yang hadir di  forum The 9th Asian Ministerial Energy Roundtable (AMER) untuk menanamkan investasinya di Indonesia untuk mengembangkan energi transisi di Indonesia.

Dikatakan Tutuka bahwa gas bumi yang cadangannya masih cukup besar memainkan peranan kunci dalam transisi energi di Indonesia menuju era energi bersih. Sumber daya gas Indonesia masih mencukupi untuk beberapa dekade ke depan dan memainkan peran kunci sebagai energi transisi menuju era energi bersih.

“Hingga November 2022, total penyaluran gas bumi mencapai sekitar 5.500 BBTUD di mana sebanyak 68% digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Terutama untuk industri dengan konsumsi sekitar 1.600 BBTUD (29%). Sedangkan total ekspor gas bumi yaitu gas pipa dan LNG sekitar 1.800 BBTUD,” demikian dikatakan Tutuka pada Panel 1 Addressing Energy Security and Justice Challenges in Turbulent Times di India, Selasa (7/2) waktu setempat.

Pentingnya peranan gas bumi sebagai dalam transisi energi Indonesia tersebut seiring dengan pengembangan sumber energi terbarukan seperti hydro, geotermal, solar, biofuel dan di masa depan hidrogen, serta mengajak investor bersama-sama mengembangkan energi transisi di Indonesia, sambung Tutuka.

Berdasarkan Neraca Gas Bumi, Indonesia masih memiliki porsi ekspor yang besar. Dari sisi demand, pemanfaatan gas akan dimaksimalkan melalui strategi hilirisasi industri, pengalihan BBM ke gas, serta pengembangan interkonektivitas pipa gas transmisi dan juga klaster pipa gas virtual.

Sementara konsep hulu migas Indonesia adalah mengintegrasikan strategi hulu dan hilir. Artinya setiap pengembangan lapangan hulu harus terkait dengan industri hilir yang mengantisipasi pasar masa depan.

“Untuk mengoptimalkan pemanfaatan gas nasional perlu dilakukan peningkatan kapasitas industri dan peningkatan nilai tambah seperti petrokimia dengan percepatan program hilirisasi dengan kebijakan substitusi impor untuk memacu kontribusi industri dalam negeri, dalam pemanfaatan energi gas maupun untuk bahan baku,” jelas Tutuka.

Sedangkan untuk pengembangan industri hilir, Indonesia menetapkan dua konsep yaitu pertama, pengembangan demand di dekat sumber gas dan infrastruktur dengan prinsip distribusi lokal untuk energi dan feedstock sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan nilai tambah serta multiplier effect perekonomian nasional.

Kedua, pembangunan Infrastruktur yang berkelanjutan untuk mendukung penyaluran gas bumi domestik sesuai kebutuhan, antara lain program konversi solar ke gas dan pembangunan dua ruas pipa yang menghubungkan Sumatera Utara sampai dengan Jawa Timur yang panjangnya lebih dari 2000 km.

Tutuka pun turut mengajak para investor untuk menanamkan investasinya di Indonesia mengambil peran dalam pengembangan energi khususnya minyak dan gas bumi dengan teknologi yang lebih bersih.

“Indonesia mengundang calon investor untuk mengambil bagian dalam pengembangan sumber daya migas di Indonesia melalui pemanfaatan teknologi maju yang lebih bersih untuk meningkatkan ketahanan energi secara nasional, regional dan global,” ujar Tutuka.

AMER merupakan bagian dari rangkaian acara India Energy Week (IEW) yang diselenggarakan sejak 6 hingga 8 Februari 2022 di di Bengaluru, India. Di acara ini, selain Indonesia, bertindak sebagai panelis dalam sesi ini adalah Brunei Darussalam, Srilanka, Jepang, Portugal, Kanada, Rusia, Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC), International Energy Agency (IEA), dan International Renewable Energy Agency (IRENA).

AMER pertama kali dilaksanakan pada tahun 2005, pertemuan ini dilaksanakan periodik setiap dua tahun, bergantian di negara-negara anggota International Energy Forum (IEF) dan mendiskusikan mengenai isu-isu energi terkini seperti energy security, transisi energi, volatilitas harga energi dan juga dialog antara produsen dan konsumen minyak.

Pertemuan AMER kali ini mengusung tema “Mapping Stable & Secure Energy Pathways: Energy Security, Justice, Growth and Innovation”. Pertemuan membahas isu mengenai pentingnya kolaborasi negara-negara dalam mewujudkan transisi energi dengan tetap memperhatikan keadilan dan kemampuan masing-masing negara.

Menteri Perminyakan dan Gas Alam India menyampaikan bahwa Asia memberikan peranan di kawasan yang besar baik dari sisi ekonomi dan juga energi.

Sumber: Biro KLIK Kementerian ESDM | Editor: Intoniswan 

Tag: