
BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Balikpapan memperkuat peran satuan tugas (Satgas) di setiap sekolah untuk memastikan pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) berjalan tertib dan sesuai standar keamanan pangan. Pembentukan satgas dilakukan berjenjang mulai dari tingkat kota, dinas, hingga satuan pendidikan.
Kepala Disdikbud Balikpapan, Irfan Taufik, menjelaskan bahwa, keberhasilan program tidak hanya bergantung pada kesiapan dapur penyelenggara (SPPG), tetapi juga pada koordinasi dan pengawasan teknis ketika makanan tiba di sekolah dan dibagikan kepada siswa.
“Setelah Satgas Percepatan dibentuk di tingkat kota, kami menindaklanjuti dengan membentuk Satgas MBG di tingkat dinas dan satuan pendidikan. Dengan begitu, penanggung jawab pelaksanaan di sekolah sudah jelas,” kata Irfan dalam kegiatan FGD Sinergitas Lintas Sektor Pelaksanaan MBG di Balai Kota, Selasa (11/11/2025).
Ia menegaskan, satgas sekolah berperan memastikan setiap langkah mulai dari penerimaan, pendistribusian, hingga konsumsi makanan, berjalan sesuai prosedur. Untuk menjaga ketertiban distribusi, sekolah menerapkan sistem pembagian makanan melalui kelompok siswa yang bertugas membawa dan mengembalikan wadah (ompreng) ke setiap kelas.
Pola itu, ujarnya, memberi tanggung jawab terukur sekaligus menjadi bagian dari edukasi karakter. Di beberapa sekolah dengan jumlah siswa mencapai ratusan, proses distribusi diperkirakan membutuhkan waktu 30 hingga 60 menit. Satgas sekolah mengatur agar makanan tetap layak konsumsi dan dibagikan tepat waktu sesuai jadwal istirahat masing-masing jenjang.
“Setiap ompreng yang dibawa ke kelas harus kembali dalam jumlah yang sama dan dalam kondisi bersih. Ini diatur dalam SOP distribusi sekolah,” turur Irfan.
Menurutnya, keterlibatan siswa dalam proses distribusi sekaligus menumbuhkan kepedulian dan kedisiplinan dalam menjaga makanan yang diterima.
Irfan juga mencatat adanya dinamika perilaku konsumsi siswa. Pada sebagian kasus, siswa membawa pulang makanan atau memilih tidak langsung mengonsumsi di sekolah.
Di sisi lain, siswa juga cenderung jenuh apabila menu disajikan dalam pola yang sama berulang. Oleh karena itu, satgas sekolah bekerja sama dengan penyelenggara dan dinas kesehatan dalam memantau menu, memastikan variasi bahan dan metode penyajian tetap sesuai pedoman gizi seimbang.
Saat ini cakupan penerima MBG di Balikpapan masih bertahap di semua jenjang pendidikan. Sebagian besar siswa masih menunggu giliran mendapatkan layanan penuh. Dengan kondisi tersebut, baginya, peran satgas menjadi elemen strategis yang harus dipastikan berjalan sebelum program diperluas.
Irfan menegaskan bahwa sistem pengawasan dan koordinasi di sekolah akan terus diperbaiki sambil menyiapkan sarana penyimpanan makanan, penataan alur distribusi, serta penguatan sumber daya pendukung lainnya.
“Pelaksanaan harus bertahap dan terukur. Pengawasan di sekolah menjadi kunci agar setiap makanan yang diterima siswa benar-benar layak, aman, dan sesuai tujuan program,” sebutnya.
Program MBG di Balikpapan diharapkan mampu berjalan konsisten dengan prinsip keberlanjutan, kedisiplinan alur distribusi, dan peningkatan kebiasaan makan sehat di lingkungan sekolah.
Penulis : Putri | Editor : Intoniswan
Tag: MBG