Disdikbud Kukar Pastikan Penjurian Festival Film Dokumenter 2025 Berlangsung Profesional dan Independen

Nur Annisa Ahla (8C); Alifa Khairunnisa (8B); dan Jia Mei Sari (8C) mengenakan topi Sahung, kerajinan khas Kenohan yang menjadi tema film dokumenter mereka. (Niaga.Asia/Lydia Apriliani)

TENGGARONG.NIAGA.ASIA – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Kartanegara memastikan penjurian Festival Film Dokumenter tahun 2025 akan dilakukan secara profesional dan independen, termasuk hadirnya perwakilan dari Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI), yang memiliki pengalaman serta keahlian dalam bidang sinematografi dan dokumenter.

Hal itu dibenarkan oleh Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Disdikbud Kutai Kartanegara Puji Utomo, kepada Niaga.Asia, Sabtu (11/10).

Ia menuturkan bahwa dewan juri berasal dari kalangan profesional. Namun, nama-nama juri belum diumumkan secara terbuka.

“Juri ada yang dari ISBI, tetapi belum bisa kami umumkan nama-namanya,” ujarnya.

Langkah ini merupakan salah satu bentuk komitmen panitia dalam menjaga integritas dan netralitas penjurian agar seluruh proses berlangsung transparan serta bebas dari pengaruh pihak mana pun.

“Hanya menjaga saja tentang netralitas,” jelasnya.

Disdikbud Kabupaten Kutai Kartanegara ingin memastikan setiap karya para peserta benar-benar dinilai murni berdasarkan kualitas dan kreativitasnya. Menurutnya, prinsip kejujuran dan profesionalisme dalam penjurian menjadi bagian dari pendidikan karakter bagi para peserta yang sebagian besar masih duduk di bangku SMP.

“Kami ingin anak-anak SMP melihat kejujuran sebagai contoh ke depan,” terangnya.

Tiga pelajar SMPN 1 Kenohan saat melakukan proses pengambilan gambar untuk film dokumenter “Sahung dari Pandan Berduri”. (Niaga.Asia/Lydia Apriliani)

Untuk diketahui, Festival Film Dokumenter 2025 telah memasuki tahap akhir pembuatan karya. Para peserta diberi waktu hingga Sabtu (11/10) untuk menyelesaikan proses produksi film, sebelum karya mereka dikumpulkan pada panitia paling lambat, Minggu (12/10).

“Iya benar sekali, Sabtu terakhir pembuatan filmnya, lalu Minggu pengumpulan karyanya,” tegasnya.

Setelah seluruh karya diterima, panitia akan melakukan screening film pada 15 Oktober 2025, sementara pengumuman pemenang dijadwalkan pada tanggal 16 Oktober 2025. Proses penilaian difokuskan pada relevansi karya dengan tema ‘Merekam Jejak Budaya, Menjaga Identitas Bangsa’, sebagai upaya menumbuhkan kesadaran pelajar terhadap pentingnya pelestarian budaya lokal.

Lebih lanjut, ia juga membeberkan, ada sekitar 52 peserta yang terlibat dalam Festival Film Dokumenter 2025. Mereka terdiri dari 39 pelajar dan 13 guru pendamping yang berasal dari 13 sekolah di seluruh wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara.

“Pesertanya ada yang dari Tenggarong, Tenggarong Seberang, serta Muara Muntai, Kenohan, Loa Kulu, dan Loa Janan,” bebernya.

Sebagai informasi, sebelum memasuki tahap produksi, seluruh peserta sudah mengikuti workshop intensif pada 6 hingga 7 Oktober 2025. Dalam kegiatan itu, mereka mendapat bimbingan langsung dari para akademisi dan praktisi perfilman profesional sebelum terjun ke lapangan untuk memproduksi film.

Para peserta dibekali materi lengkap yang mencakup dasar-dasar penyutradaraan, sinematografi, penulisan naskah, hingga teknik penyuntingan (editing). Harapannya dari ajang ini lahir generasi muda yang kreatif, jujur, dan peduli terhadap budaya bangsa.

Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan | Advertorial

Tag: