
SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Hal ihwal yang terkait dengan kuliner tradisional Bubur Peca, yang selama ini hanya disajikan pada saat berbuka puasa di bulan Ramadan di Masjid Shiratal Mustaqim Samarinda Seberang, akan dijadikan buku oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Samarinda.
Kepala Disdikbud Samarinda Barlin Hady Kesuma menerangkan, pihaknya telah menunjuk Hamdani sebagai penulis buku Bubur Peca.
“Pak Hamdani dengan didukung tim dari Disdikbud Samarinda, sekarang ini sudah mulai menyusun buku Bubur Peca. Kami harapkan akhir Juli 2024 buku itu sudah diluncurkan,” kata Barlin Hady Kesuma.
Pada saat peluncuran buku itu, katanya, bersamaan dengan diskusi buku dan ‘cultural week’ yang menampilkan beberapa ekspresi seni budaya, yang berhubungan dengan Bubur Peca dari pelajar dan Seniman.
“Baca puisi, musik, fotografi, ilustrasi dan teater yang berhubungan dengan Bubur Peca ditampilkan. Bahkan ada juga demo masak Bubur Peca,” ujar Barlin.
Menyinggung tentang dibukukannya Bubur Peca tersebut, Barlin menyebutnya sebagai upaya pelestarian warisan budaya tak benda (WBTB), yang mempunyai nilai sejarah dan religi bagi pemajuan kebudayaan secara umum.
Sebagai penulis yang ditunjuk oleh Disdikbud Samarinda, Hamdani mengaku bangga atas kepercayaan itu.

“InsyaAllah saya siap. Sekarang sudah masuk tahapan melengkapi data tambahan tentang hal ihwal terkait Bubur Peca,” terang Hamdani.
Lebih jauh tentang materi buku itu sendiri, dia mengungkapkan akan melengkapinya dengan sejarah masuknya etnis Bugis, yang membawa kuliner itu di Samarinda Seberang.
“Saya juga memasukan sejarah Masjid Shiratal Mustaqiem. Keberadaan Bubur Peca hingga sekarang ini tak lepas dari keberadaan Shiratal Mustaqiem dan kedatangan etnis Bugis,” jelas Hamdani.
Seperti diketahui, Bubur Peca sudah dikenal sejak tahun 60 an, oleh H Salehuddin Pemma (pengurus Masjid Shiratal Mustaqiem), di mana makanan itu dijadikan menu berbuka puasa bulan Ramadan di Masjid Shiratal Mustaqiem, Samarinda Seberang.
Resep Bubur Peca diwariskan secara turun temurun sejak Hj Salma (almarhumah/ibu), Hj Hamidah (almarhumah/anak), Masniah (almarhumah/anak), Jawaria (almarhumah/cucu) dan Mardiana (cucu).
Bubur Peca itu sendiri berbahan beras, santan, ayam suwir, bawang merah, bawang putih, jahe, kayu manis, garam, penyedap rasa, kunyit, telur, ikan tongkol dan udang.
Penulis: Intoniswan | Editor: Saud Rosadi
Tag: Bubur PecaKebudayaanKulinerSamarinda