TANJUNG REDEB.NIAGA.ASIA –Bawang merah yang ditanam kelompok tani binaan Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau di Kecamatan Gunung Tabur, mulai panen. Dengan demikian, ketergantungan masyarakat akan bawang merah yang selama ini didatangkan dari luar Berau, secara bertahap muali dikurangi.
“Harga bawang merah di Berau cukup mahal, karena bawangnya masih didatangkan dari luar Berau. Dari itu Distanak terus mencoba mengembangkan komoditas bawang merah melalui kelompok-kelompok tani,” kata Kepala Distanak Berau, Mustakim, saat dihubungi Niaga.Asia.
Budidaya bawang merah varietas Katumi sudah dimulai sejak 2019 lalu di Gunung Tabur, tepatnya di kawasan kilometer 35 jalan poros Berau-Bulungan, seluas 5 hektar.
“Masa panen bawang merah tidak terlalu lama hanya 60 hari budidaya. Sedangkan untuk hasil, bisa dibilang cukup memuaskan dengan harga jual berkisar Rp 32 ribu per kilogramnya,” ungkap Mustakim.
Melihat hasil panen saat ini, lanjut Mustakim, menanam bawang merah, secara ekonomi prospeknya bagus, walau tantangan yang dihadapi tidak mudah, yakni terkait cuaca. Saat musim penghujan tidak bagus memulai menanam bawang merah.
Bawang merah yang ditanam saat musim hujan, kualitas kurang bagus dan tidak bisa disimpan terlalu lama.
“Sampai saat ini Distanak masih mencari cara agar hasilnya bisa lebih baik dan tahan lama. Selain itu juga agar produksinya berlimpah,” tutupnya. (mel/ADV)
Tag: Bawang