Disubsidi Pemerintah, Penerbangan Samarinda-Muara Wahau Berbiaya Rp380 ribu

aa

Kabid Udara Dishub Kutim Chairuddin, saat berbicara pada coffee morning. (Foto : Humas Pemkab)

SANGATTA.NIAGA.ASIA – PT ASI Pujiastuti Aviation lewat maskapai andalannya yaitu Susi Air terhitung mulai 16 Januari 2020 sudah membuka layanan penerbangan perintis bersubsidi pulang pergi (PP) dari Bandara APT Pranoto di Samarinda, menuju Bandara Uyang Lahai di kawasan Kongbeng-Muara Wahau Kabupaten Kutai Timur. Hal itu, disampaikan langsung oleh Kabid Udara Dinas Perhubungan Kutim Chairuddin.

Menurut Chairuddin, setelah resmi diluncurkan, penerbangan Samarinda ke Muara Wahau, selanjutnya diinformasikan jika jadwal penerbangan itu berlaku setiap Rabu dan Jumat penerbangan PP, dalam sepekan.

“Rute penerbangan akan kembali dilayani oleh Susi Air, menggunakan pesawat jenis Grand Caravan berkapasitas penuh 12 kursi dengan biaya Rp 380 Ribu. Harga ini sama saja dengan tahun lalu, jadi tidak ada kenaikan harga tiket Susi Air. Bahkan penerbangan ini diprediksi akan memangkas 30 persen dari harga tiket normal,” paparnya.

Lebih Lanjut, Chairuddin mengaku jika sebelumnya penerbangan perintis bersubsidi dari Muara Wahau ke Samarinda, sempat dialihkan ke Tarakan, di Kaltara. Namun karena pengelolaan Bandara Juwata di Tarakan, sudah dalam kawasan operasional Angkasa Pura, sehingga penerbangan perintis bersubsidi dari Wahau ke Samarinda kembali dibuka, terhitung sejak Januari 2020 ini, hingga bulan Desember 2020 mendatang.

Dalam kesempatan itu, Chairuddin juga menjelaskan, setelah beroperasinya penerbangan perintis bersubsidi PP dari Muara Wahau ke Samarinda, tahun ini pihaknya diminta oleh Kemenhub, untuk mengusulkan kembali penerbangan perintis bersubsidi Tanjung Bara-Balikpapan, pada tahun 2021 mendatang.

“Dalam dua tahun terakhir, penerbangan perintis bersubsidi Tanjung Bara-Balikpapan, sempat disetop oleh Kemenhub RI, melalui Dirjen Udara, dengan alasan adanya kenaikan harga BBM avtur. Sehingga penerbangan subsidi di sejumlah wilayah dipangkas, termasuk di Kutim,” jelasnya.

Masih dijelaskan Chairuddin, Kemenhub yang meminta agar penerbangan perintis bersubsidi Tanjung Bara-Balikpapan bisa kembali diusulkan oleh Dishub Kutim. Jika terealisasi, penerbangan itu diharapkan bisa menjadi kabar baik bagi masyarakat Kutim pada Tahun 2021 mendatang.

“Selain dibutuhkan warga, penerbangan ini terbilang murah dan bisa menghemat waktu serta tenaga,” tutupnya. (hms13)