Dokter Forensik Tidak Bisa Pastikan Sebab Terlepasnya Kepala Balita Yusuf

Dokter Forensik RSUD AW Syachranie Kristina Uli Sp.F.M (kiri), saat menjelaskan kepada wartawan, di ruang pertemuan lantai III Mapolresta Samarinda, Rabu (23/1). (Foto : Niaga Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Polisi menyebut balita Ahmad Yusuf Ghazali (4) yang ditemukan tanpa kepala, meninggal akibat tercebur di parit. Forensik RSUD AW Syachranie sendiri, tidak bisa memastikan sebab terlepasnya kepala balita malang itu.

Balita Yusuf ditemukan dalam kondisi tidak utuh, Minggu (8/12) lalu, setelah hilang 16 hari dari PAUD, sejak Jumat (23/11) lalu. Diantaranya, adalah kepalanya, yang tidak kunjung ditemukan sampai hari ini.

“Kalau itu (sebab lepasnya kepala) saya tidak tahu ya. Tapi, memang itu keadaan yang kita periksa saja, tidak berandai-andai. Kami tidak sampai ke sana (mencari tahu sebab atau tindakan yang mengakibatkan kepala lepas),” kata Dokter Forensik RSUD AW Syachranie Kristina Uli Sp.F.M, dalam penjelasan resmi dia kepada wartawan, di Mapolresta Samarinda, Kamis (23/1).

Kristina menerangkan, dia menerima jasad balita yang akhirnya dipastikan Ahmad Yusuf Ghazali, Minggu (8/12) lalu. Dari visum yang dia lakukan, tidak ditemukan luka-luka dan kekerasan, yang dapat dinilai.

“Pemeriksaan 8 Desember 2019 jam 2 siang, mulai dari tulang leher pertama bagian paling atas sampai ruas-ruas tulang itu utuh, dan terlihat tidak ada patah tulang atau bekas tulang yang dipatahkan,” ujar Kristina.

Sejak awal, menurut Kristina, polisi hanya mengajukan permintaan visum luar. Meski belakangan, sempat terlontar pertanyaan perlu tidaknya dilakukan autopsi. “Saya bilang tidak perlu,” sebut Kristina.

Pernyataan itu, menurut Kristina, bukan tanpa alasan. Sebab, pada prinsipnya, autopsi membuka rongga kepala, rongga dada, dan rongga perut. “Pas saya periksa rongga kepala tidak ada. Rongga dada, rongga perut dalam keadaan terbuka. Jadi bisa dinilai, apa yang saya temukan,” tambah Kristina.

Kapolresta Samarinda Kombes Pol Arif Budiman, mengecek lokasi penemuan jasad balita Yusuf, Selasa (10/12) pagi. (Foto : Niaga Asia)

Selain itu, lanjut Kristina, dia juga tidak menemukan rongga dada, jantung dan paru, ginjal dan juga limpa. “Yang tersisa itu hanya hepar atau hati, hanya tinggal bungkusnya saja. Saya pegang pun langsung mencair,” ungkap Kristina.

Kristina berkesimpulan, telah terjadi pembusukan yang menyebabkan organ-organ dalam melunak, hingga mencair. Sehingga menurutnya, tidak perlu dilakukan autopsi.

Lalu, ditanya kembali apa sebab terlepasnya kepala balita Yusuf, Kristina pun kembali merespons. Menurutnya, yang bisa dia jelaskan, hanya hasil pemeriksaan jenazah yang dia terima.

“Memang dari mulai tulang leher paling atas, memang kan ada engsel untuk ke tulang kepala. Ada bagian melekat, tapi bentuknya engsel,” terang Kristina.

“Memang waktu saya periksa itu mulus, licin tidak ada patahan. Kalau kepalanya kemana saya kan tidak ke TKP, saya tidak bisa menduga-duga. Jadi, kalau saya lihat (dari tulang leher) tidak ada (tanda hilangnya kepala dari pangkal leher) akibat senjata tajam,” sebut Kristina.

Mengingat jenazah balita Yusuf itu sudah dimakamkan hampir 2 bulan ini, Kristina menyatakan dia tidak akan kembali melakukan autopsi. “Karena, memang itu sudah memeriksa ke rongga dada dan rongga perut. Tapi, apabila memang keluarga masih belum puas, mungkin bisa ke dokter forensik yang lain,” kata dia m

“Bagaimanapun, itu kan hak orangtua, atas permintaan kepolisian. Soal bisa tidaknya kemudian dilakukan autopsi, untuk tentukan sebab kematian, tidak bisa kalau menurut saya. Karena untuk jasad tenggelam, yang kita butuhkan salah satu organ penting kan, paruparu. Paru itu kemarin tdak ada, dan jantung,” pungkas Kristina. (006)