Dokter Kesuburan Kehilangan Izin Praktik Setelah Ketahuan Gunakan Spermanya Sendiri

aa
Dalam satu perkara hukum, Dokter Norman Barwin dituduh menggunakan spermanya sendiri untuk menghamili setidaknya dua pasien di klinik kesuburannya. (Hak atas foto CBC Image caption)

KANADA. NIAGA.ASIA-Badan regulator medis Kanada secara resmi mencabut izin praktik seorang dokter kesuburan yang menggunakan spermanya sendiri untuk menghamili pasiennya. Sekolah Tinggi Dokter dan Ahli Bedah Ontario menyebut tindakan Norman Barwin, yang sudah pensiun, “sangat tercela”.

Badan pengawas dokter itu meluncurkan penyelidikan atas tuduhan yang dilayangkan kepada Barwin pada 2016. Perbuatan yang dituduhkan terhadap sang dokter terjadi pada tahun 1970-an dan melibatkan pasien dari setidaknya dua klinik kesuburan di Ontario.

Berbicara mewakili panel disipliner di Toronto pada hari Selasa (25/06), Dokter Steven Bodley mengatakan “sayang sekali” bahwa satu-satunya sanksi yang bisa mereka jatuhkan ialah mencabut lisensi Dokter Barwin dan mengeluarkan kecaman publik serta mengenakan denda.

“Anda mengkhianati [kepercayaan pasien Anda] dan, dengan tindakan Anda, sangat merugikan individu dan keluarga mereka serta menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki yang dampaknya akan terasa selama beberapa generasi,” katanya. Sekarang berusia 80 tahun, Dokter Barwin tidak muncul di hadapan panel disipliner dan diwakili oleh seorang pengacara. Dia telah berhenti praktik sejak 2014.

Apa saja tuduhan terhadap Dokter Barwin?

Menurut pernyataan fakta yang dirilis regulator, mereka telah mendokumentasikan 13 kasus. Dalam semua kasus itu, Dokter Barwin menggunakan sperma miliknya sendiri atau milik orang tak dikenal untuk menghamili pasiennya. Pengacara Dokter Barwin tidak menentang pernyataan fakta atas namanya.

Carolyn Silver, yang bertindak sebagai jaksa untuk Sekolah Tinggi Dokter dan Ahli Bedah Ontario, menyebut tindakan Dokter Barwin “penipuan yang tidak dapat dimaafkan”. “Tindakannya yang mengejutkan akan meninggalkan noda yang tidak terhapuskan pada profesi ini,” katanya kepada panel saat persidangan pada hari Selasa.

Dokter Barwin pernah diskors oleh perguruan tinggi itu pada tahun 2013, karena membuahi tiga pasien dengan sperma yang salah. Regulator meluncurkan penyelidikan terbaru ketika sebuah gugatan menyebutkan bahwa 50 hingga 100 anak dikandung setelah ibu mereka menerima semen yang salah dari Dokter Barwin; dan 11 anak secara genetik cocok dengan dokter kesuburan itu. Tidak satupun dakwaan dalam gugatan tersebut disidangkan di pengadilan sipil.

Apa kata para korbannya?

Panel mendengar pernyataan dari empat korban Dokter Barwin.              Rebecca Dixon, yang keluarganya saat ini menggugat sang dokter, mengatakan “seluruh identitasnya dipertanyakan” ketika pada usia 25 ia mengetahui bahwa Dokter Barwin adalah ayah kandungnya.

Keluarga Dixon menemui Dokter Barwin pada tahun 1989 untuk membantu mereka hamil, dan Rebecca lahir setahun kemudian. Rebecca mengatakan gagasan bahwa Dokter Baldwin adalah ayah biologisnya “membuat saya terpukul — itu membuat saya merasa terkontaminasi”.

Ia mengatakan dampak dari tindakan lancung sang dokter tertanam dalam DNA-nya dan kelak akan ia wariskan kepada anak-anaknya. Rebecca berkata bahwa ia telah menemukan 15 saudara kandung sejak mengetahui tentang latar belakang biologisnya.

Pasien lain dari Dokter Baldwin – yang identitasnya dirahasiakan – menemukan bahwa sperma dari donor yang tidak dikenal, dan bukan suaminya, telah digunakan untuk membuahinya ketika ia meminta bantuan Dokter Barwin. “Saya merasa dilecehkan – kotor – hampir seolah-olah saya telah diperkosa,” katanya ketika mengetahui bahwa ia telah diinseminasi dengan materi genetik orang asing.

Seorang ayah, yang identitasnya juga dilindungi, menggambarkan perasaannya ketika mengetahui bahwa anak-anaknya bukan anak kandungnya sebagai “empat hantaman di perut”. “Bayangkan siksaan yang lambat ketika menyaksikan anak-anak saya semakin besar, semakin tidak mirip saya,” ujarnya.

Sumber: BBC News Indonesia