Dorong Ekonomi Warga, Balikpapan Siapkan 34 Koperasi Merah Putih Berbasis Kelurahan

Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian (DKUMKMP) Balikpapan, Heruressandy Setia Kesuma (HO-DKUMKMP)

BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA – Pemerintah Kota Balikpapan tengah menyiapkan pembentukan 34 unit Koperasi Merah Putih di seluruh kelurahan, sebagai langkah konkret mendukung penguatan ekonomi masyarakat dari tingkat paling bawah.

Program ini merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025 tentang pembentukan 80 ribu koperasi di desa dan kelurahan se-Indonesia.

Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian (DKUMKMP) Balikpapan, Heruressandy Setia Kesuma menjelaskan, Koperasi Merah Putih mengusung pendekatan baru dibandingkan koperasi konvensional.

“Model ini dirancang agar koperasi benar-benar aktif dan adaptif terhadap potensi lokal. Dikelola oleh warga, koperasi diarahkan menjadi penggerak perubahan ekonomi, bukan sekadar formalitas,” kata Heruressandy, Jumat 16 Mei 2025.

Jenis usaha yang dijalankan akan disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan tiap kelurahan. Mulai dari sektor pertanian, perdagangan, hingga logistik, yang menjadi keunggulan Balikpapan sebagai kota jasa.

“Kita ingin koperasi yang relevan. Kalau di suatu wilayah potensinya ada di sektor logistik atau pertanian kota, maka itu yang dikembangkan. Mereka juga bisa menggandeng pelaku usaha lokal,” ujar Heruressandy.

Proses pembentukan koperasi kini memasuki tahap pra Musyawarah Kelurahan (Muskel) sejak 10 hingga 18 Mei 2025. Tahapan selanjutnya akan dilanjutkan dengan pelaksanaan Muskel pada 19–24 Mei dan pelaporan ke DKUMKMP pada 26–31 Mei 2025.

Abdullah Hanief, perwakilan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Provinsi Kaltim menyampaikan, Balikpapan saat ini memiliki 85 koperasi aktif bersertifikat, dan telah memenuhi ketentuan rapat anggota tahunan (RAT). Ia juga mencatat adanya 39 notaris koperasi yang terdaftar di kota ini.

Terkait jenis usaha, koperasi Merah Putih diarahkan untuk mengelola tujuh bidang utama, seperti gerai sembako, gerai obat murah atau apotek desa, klinik desa, kantor koperasi, unit simpan pinjam, pergudangan dan logistik, serta usaha berbasis kearifan lokal.

“Misalnya gerai sembako bisa juga menjual sayur, ikan, hingga pupuk. Jadi fleksibilitas menjadi kekuatan utama koperasi ini,” jelas Hanief.

Dengan hadirnya koperasi-koperasi baru yang terintegrasi dan sesuai kebutuhan wilayah, Pemerintah Kota Balikpapan berharap struktur ekonomi kerakyatan semakin kokoh, dan memberikan manfaat nyata bagi warga di tingkat kelurahan.

Penulis: Heri | Editor: Saud Rosadi | Adv Diskominfo Kaltim

Tag: