
BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA — Kota Balikpapan menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan ruang publik untuk mendukung tumbuh kembang anak.
Sepanjang tahun 2024, Dinas Pemberdayaan dan Perlindungan Anak serta Keluarga Berencana (DP3AKB) Balikpapan membangun tiga Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA) di beberapa titik strategis kota, yakni Taman Bekapai, Taman Puspoyudo, dan Islamic Center.
Taman-taman ini tidak hanya menawarkan ruang terbuka hijau, tetapi juga fasilitas bermain yang aman dan nyaman bagi anak-anak.
Tujuan utama dari pembangunan RBRA ini adalah untuk mendukung Balikpapan Kota Layak Anak (KLA), sebuah predikat yang menunjukkan komitmen kota dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi anak-anak.
Saat ini, Balikpapan sudah mencapai status Utama dalam kategori KLA dengan skor 891 dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen-PPPA).
Namun, pemerintah tidak berhenti di situ. Terus berusaha agar bisa meningkatkan skor menjadi 901-1.000, yang akan menempatkan Balikpapan di posisi teratas sebagai kota yang benar-benar layak anak.
Kepala DP3AKB Kota Balikpapan Heria Prisni menjelaskan, kehadiran RBRA menawarkan solusi bagi orang tua yang ingin memberikan aktivitas fisik dan sosial yang sehat bagi anak-anak mereka.
Menurutnya, ruang bermain ini tidak hanya membuat anak-anak bersemangat keluar dari rumah, tetapi juga berfungsi sebagai pengalih dari ketergantungan gawai yang menjadi masalah umum di era digital.
“Di taman ini, anak-anak bisa menikmati berbagai permainan seperti ayunan, jungkat-jungkit, dan perosotan tanpa perlu menghabiskan waktu di pusat perbelanjaan atau terpaku pada gawai,” kata Heria, Sabtu 12 Oktober 2024.
Dijelaskan, bermain di ruang terbuka juga berpotensi mengurangi perilaku perundungan (bullying) di kalangan anak-anak, terutama di sekolah.
“Ketika anak-anak diajak berinteraksi dengan teman sebaya di lingkungan yang aman dan terarah, mereka belajar untuk bersosialisasi dengan cara yang lebih positif dan membangun,” ujar Heria.
Meski pembangunan RBRA sudah membawa banyak manfaat, DP3AKB masih menghadapi tantangan, terutama dalam hal keterbatasan anggaran dan sumber daya manusia (SDM).
Untuk memastikan keamanan anak-anak yang bermain, diperlukan kehadiran petugas di setiap taman yang bisa mengawasi dan meminimalisir risiko kecelakaan. Namun, hingga kini, sumber daya tersebut masih belum mencukupi.
Heria mengungkapkan pihaknya sedang menyusun Rencana Strategis (Renstra) tahun 2025 untuk menambah jumlah RBRA di Balikpapan, berdasarkan hasil evaluasi dari tiga RBRA yang sudah ada.
Meskipun tantangan ini cukup besar, Heria optimis dengan dukungan pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, jumlah RBRA di Balikpapan bisa terus bertambah.
Keberhasilan dalam membangun kota yang ramah anak tidak bisa lepas dari kolaborasi yang baik antara berbagai pihak. DP3AKB terus bekerja sama dengan kelurahan, kecamatan, dan perusahaan untuk mendukung keberadaan RBRA dan memperluas dampaknya.
“Kolaborasi ini menjadi bagian penting dalam mendorong Balikpapan untuk meraih predikat tertinggi sebagai Kota Layak Anak,” ucapnya.
Dengan terus berkembangnya fasilitas bermain anak, Balikpapan tidak hanya menciptakan ruang yang lebih sehat dan aman bagi generasi muda, tetapi juga meletakkan fondasi untuk masa depan yang lebih cerah.
Penulis: Heri | Editor: Saud Rosadi
Tag: BalikpapanKota Layak Anak