DSP3A Nunukan Fasilitasi Tempat Tinggal Keluarga Anak Gagal Ginjal Berobat di Makassar

Kantor DSP3A Nunukan, (Foto: Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Pemerintah Kabupaten Nunukan melalui Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DSP3A) Nunukan akan fasilitasi seorang anak laki-laki gagal ginjal berusia 10 tahun  selama berobat di Rumah Sakit (RS) Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Sulawesi Selatan.

“Kemarin kami terima laporan permohonan bantuan dari orang tuanya yang anaknya sedang berobat di Makassar,” kata Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial (Rehsos), Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DSP3A) Nunukan, Parmedy pada Niaga.Asia, Selasa (03/09/2024).

Permohonan bantuan untuk  anak gagal ginjal (pasien) itu disampaikan ibu kandungnya,  Samsidar warga Imam Bonjol, Kelurahan Selisun, Kecamatan Nunukan. Samsidar meminta DSP3A Nunukan membantu menyediakan tempat tinggal selama di Makassar.

Permintaan bantuan tempat tinggal ini dikarenakan keluarga Samsidar tidak sanggup lagi membiayai hidup sehari-hari sejak 3 bulan menemani anaknya berobat ginjal di Makassar.

“Keluarga bocah penderita ginjal ini lebih membutuhkan tempat tinggal, kalau biaya berobat gratis dijamin BPJS,” sebutnya.

Terkait permohonan bantuan, DSP3A Nunukan telah menindaklanjuti dan berkirim surat kepada sentra Budi Luhur Makassa. Keluarga pasien ginjal dapat segera menempati tempat tinggal sementara di Wirajaya Makassar.

“Samsidar ini masuk golongan warga kurang mampu yang layak mendapatkan bantuan, apalagi waktu pengobatan ginjal cukup panjang berbulan-bulan,” tuturnya.

Minuman serbuk

Selain memfasilitasi tempat tinggal, tim Rensos DSP3A Nunukan sempat melakukan penelitian terhadap kebiasaan hidup anak menderita gagal ginjal yang menurut pengakuan orangtuanya sering mengkonsumsi minuman berbahan serbuk.

Jajanan minuman berbahan serbuk tersebut biasanya dibeli di warung-warung. Kebiasaan ini awalnya tidak menimbulkan dampak buruk, namun tanpa diketahui secara perlahan telah merusak  ginjalnya.

“Kita tidak tahu minuman serbuk merek apa, tapi yang pasti minuman serbuk yang dicampur air. Anak-anak biasanya suka beli itu,” sebutnya.

Parmedy menuturkan, gagal ginjal yang diderita anak berusia 10 tahun di Nunukan menjadi atensi bagi keluarga agar berhenti-hati memberikan atau memberikan minuman kepada anak – anak, sebab minuman jenis ini sangat berbahaya bagi kesehatan.

Kebiasaan mengkonsumsi minuman berpemanis siap saji dapat mempengaruhi kesehatan pada organ tubuh manusia, apalagi jika orang tua kurang memberikan air putih kepada anaknya sebagai anjuran 8 liter/hari.

“Kejadian ini bisa jadi edukasi bagi orang tua untuk melindungi dan menjaga konsumsi makan serta minum anaknya,” ungkap Parmedy.

Penulis: Budi Anshori | Editor: Intoniswan

Tag: