Dua Kapal Minyak di Teluk Oman Diduga Diserang

aa
Kantor berita Iran, ISNA, merilis foto kapal tanker yang dilanda kebakaran di tengah laut. (Hak atas foto Reuters/ISNA Image caption)

WASHINGTON, DC.NIAGA.ASIA-Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, menuding Iran melakukan “serangan-serangan tanpa diprovokasi” terhadap dua kapal tanker di Teluk Oman. Pompeo mengatakan AS telah membuat tinjauan tentang tipe senjata yang digunakan dalam serangan berdasarkan laporan intelijen.

Sebelumnya, seorang pejabat senior Iran menegaskan kepada BBC bahwa “”Iran tidak ada kaitannya” dengan rangkaian ledakan pada Kamis (13/06) pagi. “Seseorang berusaha menggoyah hubungan Iran dengan masyarakat internasional,” tambahnya.

Puluhan anak buah kapal berhasil diselamatkan setelah ledakan terjadi pada kapal Kokuka Courageous dan kapal Front Altair. Operator kapal Kokuka Courageous mengatakan 21 anak buah kapal (ABK) telah dievakuasi. Adapun operator kapal Front Altair milik Norwegia mengatakan 23 ABK juga berhasil dievakuasi.

Baik Iran maupun AS masing-masing mengklaim telah mengevakuasi para kru kapal. Menurut media pemerintah Iran, 44 orang diselamatkan setelah terjadi “kecelakaan”, meskipun belum diketahui apakah benar-benar kecelakaan atau sebab lain.

Angkatan Laut Amerika Serikat yang berada di sekitar lokasi kejadian mengatakan pihaknya menerima dua panggilan darurat dan menyelamatkan sejumlah ABK.Peristiwa ini terjadi satu bulan setelah empat kapal minyak diserang di perairan Uni Emirat Arab. Insiden tersebut langsung mendongkrak harga minyak mentah 4,5%, lapor Bloomberg.

Apa yang dikatakan Mike Pompeo?

“Kajian Amerika Serikat menyebutkan Republik Islam Iran bertanggung jawab atas serangan-serangan,” kata Menlu AS, Mike Pompeo, dalam jumpa pers di Washington DC. “Tinjauan ini berdasarkan laporan intelijen, senjata yang digunakan, taraf keahlian yang diperlukan untuk menjalankan operasi, serangan-serangan serupa yang dilakukan Iran pada pelayaran kapal, dan fakta bahwa tidak ada kelompok proksi yang beroperasi di area ini yang punya sumber daya dan kefasihan beraksi dengan kecanggihan sedemikian tinggi,” tambahnya.

aa
Televisi Iran IRIB menayangkan gambar yang disebut merupakan kapal tanker yang terbakar. (Hak atas foto AFP PHOTO / HO / IRIB Image caption)

Disebutkan, itu insiden terkini dalam rangkaian serangan yang dilakukan Republik Islam Iran dan kaki tangannya melawan kepentingan Amerika dan sekutu-sekutunya. “Secara keseluruhan, serangan-serangan tanpa diprovokasi ini memunculkan ancaman nyata terhadap keamanan dan perdamaian internasional, serangan terang-terangan terhadap kebebasan berlayar, dan peningkatan kampanye ketegangan oleh Iran yang tidak bisa diterima,” kata Pompeo.

Sebuah sumber di dalam pemerintah Inggris mengaku sepakat dengan penilaian AS, menurut koresponden BBC bidang diplomasi, James Landale.

Apa yang menyebabkan ledakan?

Otoritas Pelayaran Norwegia mengumumkan bahwa kapal yang dimiliki perusahaan Norwegia Front Altair telah “diserang”. Terjadi tiga ledakan di kapal itu. Wu I-fang, juru bicara perusahaan kilang minyak Taiwan CPC Corp, yang menyewa Front Altair, mengatakan bahwa kapal itu mengangkut 75.000 ton nafta. Ditambahkannya kapal “diduga dihantam dengan torpedo”, meskipun klaim itu belum dikukuhkan oleh pihak berwenang.

Laporan-laporan yang belum dikukuhkan menyebutkan penyebab ledakan mungkin adalah ranjau. Perusahaan Frontline, selaku pemilik kapal, mengatakan kapal tersebut dilanda kebakaran. Namun, mereka membantah laporan media Iran bahwa kapal itu tenggelam.

Operator kapal berbendera Panama Kokuka Courageous, BSM Ship Management, mengatakan para ABK menyelamatkan diri dari kapal dan diselamatkan oleh kapal yang lewat. Kokuka Courageous, menurut juru bicara operator kapal, mengangkut metanol dan tidak terancam tenggelam. Kapal berada sekitar 30 kilometer dari Fujairah, Uni Emirat Arab dan sekitar 15 kilometer dari Iran.

Siapa yang menyelamatkan ABK?

Media pemerintah Iran melaporkan Iran menyelamatkan para ABK dan membawa mereka ke Pelabuhan Jask. Kantor berita Iran IRIB mengunggah gambar yang diklaim sebagai kapal Front Altair dalam kondisi terbakar, tetapi foto itu belum berhasil diverifikasi secara independen. Rekaman video itu diterbitkan kantor berita Iran, ISNA, dengan judul: “Tayangan awak kapal yang diselamatkan dari kapal yang rusak di Laut Oman.”

aa
Operator kapal menyatakan Front Altair telah “diserang”. (Hak atas foto FREDERICK A TERRY/ARTJOM LOFITSKI Image caption)

Laporan tentang ledakan pertama kali dikeluarkan oleh Operasi Perdagangan Maritim Inggris yang terkait dengan Angkatan Laut negara itu, ketika mengeluarkan peringatan berisi seruan agar “sangat hati-hati”. Komando Armada V Amerika Serikat, yang bermarkas di Bahrain, mengatakan telah menerjunkan kapal USS Bainbridge untuk memberikan bantuan. “Angkatan Laut Amerika Serikat di kawasan menerima dua panggilan darurat terpisah pada pukul 06:12 waktu setempat dan yang kedua pada pukul 07:00,” kata juru bicara Josh Frey dalam keterangan tertulis pada Kamis (13/06).

Mengapa masalah itu sensitif?

Teluk Oman terletak di ujung Selat Hormuz yang strategis, dan insiden ini akan memperburuk ketegangan di jalur pelayaran penting. Kapal-kapal yang mengangkut minyak bernilai jutaan dolar melawati selat itu.

Amerika Serikat mengerahkan kapal induk dan sejumlah pesawat tempur B-52 ke kawasan pada awal Mei lalu sebagai tanggapan atas hal yang disebut sebagai rencana tak spesifik oleh kekuatan-kekuatan dukungan Iran untuk menyerang pasukan AS di kawasan.

aa

Presiden Trump memberlakukan kebijakan keras terhadap Iran dan menuduhnya sebagai kekuatan yang mengganggu di Timur Tengah. Namun Iran menepis tuduhan itu dan sebaliknya menuduh AS menunjukkan tingkah laku agresif.

Ketegangan semakin meningkat setelah serangan ranjau terhadap empat kapal di perairan Uni Emirat Arab pada tanggal 12 Mei. Uni Emirat Arab menyalahkan “aktor negara” atas serangan itu. AS menyebut sang aktornya adalah Iran, tetapi Iran membantahnya.

Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, mengecam peristiwa tersebut. Di hadapan Dewan Keamanan PBB, dia mengatakan dunia tidak bisa mengalami “konfrontasi besar di kawasan Teluk”. Kemudian, Uni Eropa menyerukan agar semua pihak “menahan diri semaksimal mungkin” terkait dengan ledakan di dua kapal minyak.

Sementara Paolo d’Amico, ketua Persatuan Pemilik Kapal Tanker, Intertanko, mengatakan dua kapal telah diserang, dan menyampaikan kekhawatiran tentang bahaya yang mungkin dialami kru yang lain. “Jika wilayah perairan itu semakin tidak aman, pasok minyak ke semua negara Barat dapat terancam,” kata Paolo d’Amico.

Sumber: BBC News Indonesia