Dubes Dewi Gustina Tobing Tawarkan Banyak Peluang Kerja Sama ke Sri Lanka

Duta Besar RI untuk Sri Lanka, Dewi Gustina Tobing dan Menteri Perdagangan Sri Lanka, Bandula Gunawardane, sepakat untuk dorong segera dimulainya perundingan Preferential Trade Agreement ​​(PTA) antara Indonesia dan Sri Lanka. (Foto KBRI Colombo)

COLOMBO.NIAGA.ASIA-Duta Besar RI untuk Sri Lanka, Dewi Gustina Tobing dan Menteri Perdagangan Sri Lanka, Bandula Gunawardane, sepakat untuk dorong segera dimulainya perundingan Preferential Trade Agreement ​​(PTA) antara Indonesia dan Sri Lanka.

Hal ini dinyatakan dalam pertemuan antara Dewi Gustina Tobing dan Bandula Gunawardane keduanya di kantor Menter Perdagangan Sri Lanka (11/02/2022).

Perundingan PTA dinilai akan membuka jalan bagi banyak manfaat untuk peningkatan hubungan kerja sama ekonomi dan perdagangan kedua negara. Dengan adanya PTA, nantinya diharapkan semakin banyak produk-produk Indonesia yang dapat masuk ke pasar Sri Lanka.

“Hal ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan domestik Sri Lanka, namun juga memaksimalkan potensi Sri Lanka sebagai hub perdagangan serta sebagai bagian dari perjanjian perdagangan bebas di kawasan Asia,” jelas  Dewi Tobing.

Terkait dengan kebijakan Sri Lanka yang membatasi dan melarang impor produk non-esensial ke Sri Lanka, Dubes RI mendorong Pemerintah Sri Lanka untuk mempertimbangkan mengangkat kebijakan tersebut sehingga tidak menghambat arus perdagangan antara kedua negara.

Secara khusus Dubes RI meminta akses yang lebih terbuka bagi produk kelapa sawit ke Sri Lanka dan sebagaimana halnya Sri Lanka yang memberi perhatian kepada lingkungan berkelanjutan, Dubes RI menekankan bahwa pertanian dan perkebunan Indonesia menerapkan standar ramah lingkungan dan memberlakukan sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) untuk produk kelapa sawit.

Sementara Mendag Bandula dalam pertemuan itu menyatakan keinginan untuk mengimpor kelapa sawit dari Indonesia dengan skema kredit dan menyampaikan  bahwa, pelarangan dan pembatasan impor tersebut hanya diterapkan untuk sementara waktu dan diharapkan dapat diangkat dalam waktu segera.

Tidak hanya untuk perdagangan barang, Menteri Bandula juga menyampaikan potensi kerja sama di bidang Information and Communication Technology (ICT) dengan sejumlah institusi di Indonesia.

Menurut Bandula, Sri Lanka unggul di bidang ICT, yang merupakan salah satu sumber pendapatan utama negaranya. Menteri Bandula juga siap memberikan sejumlah beasiswa bagi pelajar Indonesia untuk belajar di Sri Lanka di bidang ICT.

Dubes RI menyatakan akan menindak lanjuti hal tersebut dengan pihak-pihak terkait di Indonesia termasuk dengan EXIM Bank. Pola skema kredit juga akan dijajagi untuk produk-produk lainnya.

“Kami juga membahas upaya peningkatan perdagangan yang dapat diperkuat melalui skema joint venture dan investasi,” katanya.

Dubes Dewi menyambut baik tawaran kerja sama ini dan akan meneruskan ke pihak terkait di Indonesia. ​Dubes Dewi selanjutnya mendorong Menteri Bandula untuk berkunjung ke Indonesia guna menindaklanjuti potensi kerjasama perdagangan antara kedua negara.

Menteri Bandula menyambut baik usulan tersebut dan mempertimbangkan untuk melakukan kunjungan ke Indonesia pada tahun ini dengan membawa delegasi bisnis Sri Lanka.

Di tahun 2021, nilai ekspor Indonesia mengalami kenaikan sebesar 42,83% dibandingkan tahun 2020.

“Indonesia berpeluang untuk meningkatkan ekspor ke Sri Lanka untuk consumer goods maupun untuk industrinya. Saat ini produk-produk intermediate, setengah jadi dan hampir jadi mempunyai peluang yang besar untuk memenuhi kebutuhan industri Sri Lanka. Saya sudah bicara dengan beberapa pengusaha di Sri Lanka dan sedang kita jajagi produk-produk yang dibutuhkan oleh Sri Lanka,” pungkas Dubes Dewi.​

Sumber: KBRI Colombo | Editor : Intoniswan

Tag: