Ekonomi Kaltim Tahun 2022 Diprakirakan Masih Tumbuh Positif

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur, Ricky P Gozali (baju putih) dalam temu media, Jum’at (12/8/2022). (Foto Istimewa)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Ekonomi global gonjang-gonjing. Penyebabnya, bukannya pandemi COVID-19, tapi efek dari perang antara Rusia-Ukraina. Perang dua negara bertetangga tersebut, ternyata dampaknya lebih parah dari COVID-19, karena berimbas terhadap kacaunya tata niaga pangan dunia dan energi.

“Efek dari perang kedua negara itu, sangat luas, harga pangan dan minyak dunia naik, karena Ukraina selama ini adalah yang mesuplai kebutuhan gandum dunia dan biji-bijian lainnya. Sedangkan Rusia juga pemasok 20% minyak dunia. Untuk kebutuhan Eropa barat, Rusia berkontribusi 40% lebih,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur, Ricky P Gozali dalam temu media, Jum’at (12/8/2022).

Atas dampak COVID-19 sendiri, lanjut Ricky, dapat dikatakan Indonesia sukses mengatasinya dan bersiap masuk tahapan pemulihan ekonomi. Tapi tak terduga, adanya perang Ukraina-Rusia juga berdampak siginifikan terhadap Indonesia.

“Kita terdampak karena Indonesia adalah importir gandum dan migas. Harga dua komoditi tersebut sedang naik-naiknya. Sudah harganya mahal, susah pula didapat di pasar dunia,” sambung Ricky.

Tidak itu, Indonesia juga terdampak dari kebijakan bank sentral  AS, yang menaikkan suku bunga tabungannya. Ini efeknya, dolar yang ada di Indonesia akan keluar dari Indonesia. Ini akan cukup memberi dampak tak bagus terhadap investasi di Indonesia dalam beberapa bulan ke depan.

Hal lain yang juga mengkhawatirkan secara nasional dan juga berdampak terhadap masyarakat Kaltim adalah inflasi yang cenderung naik tajam pada  bulan Juli 2022. Secara nasional maupun Kaltim, inflasi  bulan Juli naik di banding bulan Juni.

“Kalau digabungkan, penyebab naiknya inflasi dari Januari  hingga Juli 2022 adalah naiknya harga bahan pangan. Dari itu Gubernur Bank Indonesia meluncurkan Gerakan Nasional (Gernas) Pengendalian Inflasi Pangan, 10 Agustus lalu di Jawa Timur,” kata Ricky.

Badan Pusat Statistik (BPS)  mencatat secara nasional, pada Juli 2022 terjadi inflasi sebesar 0,64 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 111,80. Seluruh kota mengalami inflasi.

“Inflasi tertinggi terjadi di Kendari sebesar 2,27 persen dengan IHK sebesar 113,98 dan terendah terjadi di Pematang Siantar dan Tanjung masing-masing sebesar 0,04 persen dengan IHK masing-masing sebesar 112,53 dan 113,88,” kata Kepala BPS Margo Yuwono, hari Senin (01/08/2022).

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,16 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,23 persen.

Kemudian, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,47 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,25 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,08 persen.

Selanjutnya, kelompok transportasi sebesar 1,13 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,33 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,34 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,34 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,27 persen.

“Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen,” kata Margo Yuwono.

Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Juli) 2022 sebesar 3,85 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juli 2022 terhadap Juli 2021) sebesar 4,94 persen. Komponen inti pada Juli 2022 mengalami inflasi sebesar 0,28 persen.

“Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–Juli) 2022 sebesar 2,11 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Juli 2022 terhadap Juli 2021) sebesar 2,86 persen,” ucapnya.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi secara nasional, perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan II-2022 mencapai Rp4 919,9 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2 923,7 triliun.

“Ekonomi Indonesia triwulan II-2022 terhadap triwulan II-2021 tumbuh sebesar 5,44 persen (y-on-y),” ujar Margo Yuwono, hari Jum’at (05/08/2022).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur, Ricky P Gozali (baju putih) mengatakan, Bank Indonesia Kaltim sudah programkan peningkatan kompetensi wartawan pada bidang perbankan dan keuangan, Jum’at (12/8/2022). (Foto Istimewa)

Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 21,27 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 19,74 persen.

BPS mencatat, ekonomi Indonesia triwulan II-2022 terhadap triwulan sebelumnya mengalami pertumbuhan sebesar 3,72 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 13,15 persen.  Dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 32,00 persen.

“Penguatan ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan II-2022 terlihat pada semua wilayah. Kelompok provinsi di Pulau Jawa menjadi kontributor utama dengan peranan sebesar 56,55 persen dari ekonomi Nasional, dengan kinerja ekonomi yang mengalami pertumbuhan sebesar 5,66 persen (y-on-y) dibanding triwulan II-2021,” ucap Margo Yuwono.

Kondisi Kaltim

Secara nasional, Bank Indonesia ikut menjaga pertumbuhan dan daya beli masyarakat melalui kebijakan mempertahankan suku bunga 3,5%, dipertahankan rendah agar dana masuk ke pasar riil dan ekonomi berputar. Kalau suku bunga dinaikkan, maka daya beli masyarakat terdampak, apa lagi sekarang masyarakat belanja menggunakan credit card.

“Kalu suku bunga naik, belanja menggunakan credit card akan jadi naik, dibebani bunga yang naik,” ujar Ricky.

Pemerintah, lanjutnya, juga memberikan perhatian serius untuk mengendalikan inflasi dan menjaga daya beli masyarakat agar, konsumsi menyumbang pada pertumbuhan di tahun 2022 ini, dengan mempertahankan subsidi untuk BBM jenis tertentu dan gas untuk rumah tangga. Masih ada subsidi listrik, kelompok masyarakat tertentu, dan lain sebagainya.

Menurut Ricky, ekonomi Kaltim pada tahun 2022 ini tidak sebaik tahun 2021. Pertumbuhan ekonomi Kaltim 2022 tetap tumbuh positif pada kisaran 2,5-2,9% atau lebih rendah dibandingkan tahun 2021 yang di atas 3%.

Pertumbuhan bisa didapat karena Kaltim memiliki komoditi ekspor andalan, yakni CPO (crude oil palm) dan batubara. Ekspor kedua komoditi  tersebut tidak begitu terdampak perang Ukraina-Rusia. Batubara dan CPO Kaltim diekspor ke pasar Asia, terbesar yang menyerap China dan India.

Kemudian, tahun 2022 juga sudah masuk investasi pemerintah ke ibu kota negara (IKN) Nusantara, sehingga  investasi di sektor konstruksi bisa menyumbang positif terhadap pertumbuhan. Investasi di IKN akan menyumbang pertumbuhan pada ekonomi Kaltim dan terbukanya lapangan kerja baru.

“Tapi yang perlu diwaspadai adalah, kalau jumlah pekerja konstruksi di IKN jumlahnya ribuan orang, itu akan menambah kebutuhan akan pangan, pasokan pangan harus ditambah. Jika pasokan tambahan pangan tak disesuaikan akan menimbulkan inflasi, harga komoditi pangan naik,” ungkap Ricky.

Menurtut Ricky yang duduk sebagai Wakil Ketua TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) Kaltim, dalam rapat-rapat dengan Ketua TPID Kaltim, H Isran Noor, dan Ketua TPID Kabupaten/Kabupaten yang dijabat Walikota/Bupati, akan disampaikan nanti Bank Indonesia akan ada Gernas Pengendalian Inflasi Pangan di Kaltim.

“Gernas Pengendalian Inflasi Pangan di Kaltim diperlukan, karena penyumbang inflasi terbesar setiap tahunnya adalah komoditi pangan, dalam hal ini adalah hortikultura. Kebutuhan bahan pangan di Kaltim juga sangat tergantung pasokan dari Sulawesi (Sulbar-Sulsel-Sulteng), Jawa Timur, dan Jakarta,” ungkap Ricky.

“Kita perlu memastikan inflasi di Kaltim dalam beberapa bulan ke depan, benar-benar terkendali, harga komoditi pangan tidak naik, masih dalam batas wajar,” imbuhnya.

Jaminan pasokan komoditi pangan ke Kaltim, kata Ricky, sudah dirintis Pemprov Kaltim dan sejumlah pengusaha dengan menjalin kerja sama dengan Pemprov Jawa Timur dengan pengusaha dari Jatim, dengan Pemprov Kalsel dan pengusaha Kalsel, dan dengan daerah lainnya di Sulawesi.

“Hal yang perlu diperhitungkan dalah distribusinya ke pedalaman, karena ini terkait dengan transportasi, kondisi jalan,” ucapnya.

Inflasi di Kaltim untuk 5 bulan ke depan perlu diwaspadai, karena  pada bulan Juli 2022 gabungan Kota Samarinda dan Kota Balikpapan  terjadi inflasi sebesar 0,62 persen dengan tingkat inflasi tahun kalender 4,15 persen dan tingkat Inflasi tahun ke tahun sebesar 5,05 persen.

“Pada Juli 2022 terjadi inflasi untuk Kota Samarinda sebesar 0,52 persen dan di Kota Balikpapan juga terjadi inflasi sebesar 0,73 persen,” ucap Kepala BPS Kaltim, Dr. Yusniar Juliana Nababan, S.Si., MIDEC, Senin (01/08/2022).

Inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh meningkatnya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok pendidikan sebesar 1,31 persen; diikuti oleh kelompok transportasi sebesar 1,20 persen; kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,06 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,49 persen.

Kemudian, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,41 persen; kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,34 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,18 persen; kemudian kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dengan inflasi sebesar 0,03 persen; dan kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,02 persen.

“Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks pada bulan Juli yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar -0,06 persen; dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,05 persen,” ucapnya.

Perekonomian Kaltim Triwulan II-2022 berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp230,13 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp124,48 triliun.

Sedangkan ekonomi Kaltim  Triwulan II-2022 terhadap Triwulan II-2021 mengalami pertumbuhan sebesar 3,03 persen (y-on-y). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 10,38 persen.

“Dari sisi pengeluaran, Komponen Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 2,74 persen,” kata Yusniar.

Ekonomi Kaltim  Triwulan II-2022 terhadap triwulan sebelumnya mengalami pertumbuhan sebesar 3,03 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi secara q-to-q pada Triwulan II-2022 dicapai oleh Lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib yang tumbuh sebesar 8,32 persen. Sementara itu, dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 51,15 persen.

“Ekonomi Kalimantan Timur Semester I-2022 dibanding Semester I-2021 tumbuh sebesar 2,48 persen (c-to-c),” imbuh Yusniar.

Pertumbuhan ekonomi Triwulan II-2022 (y-on-y) yang bernilai positif terjadi di semua provinsi di Pulau Kalimantan. Provinsi Kaltim memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Pulau Kalimantan, yaitu mencapai 53,47 persen.

Penulis : Intoniswan | Ekonomi: Intoniswan

Tag: