Ekonomi Kaltim Triwulan II-2020 Turun 5,46 Persen

Kepala BPS Kaltim Anggoro Dwitjahyono . (Foto : HO)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Ekonomi Kalimantan Timur (Kaltim) Triwulan II (April-Juni)-2020  terhadap Triwulan II-2019 mengalami penurunan sebesar minus 5,46 persen (y-on-y), berlawanan dengan capaian Triwulan II-2019 yang tumbuh sebesar 5,06 persen.

“Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi secara y-on-y dicapai oleh Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas yang tumbuh sebesar 9,09 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 0,79 persen,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur, Anggoro Dwitjahyono dalam rilisnya yang disampaikan secara virtual, Rabu (5/8/2020).

Perekonomian Provinsi Kalimantan Timur Triwulan II-2020 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas harga berlaku mencapai Rp 149,16 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 114,25  triliun.

Menurut Dwi, Ekonomi Kalimantan Timur Triwulan II-2020 dibanding Triwulan I-2020 turun sebesar minus 6,53 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi secara q-to-q pada Triwulan II-2020 dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial yang tumbuh sebesar 3,74 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 17,81 persen.

“Ekonomi Kalimantan Timur Semester I-2020 dibanding Semester I-2019 turun sebesar minus 2,10 persen (c-to-c),” ungkapnya.

Ekonomi Nasional

                Jika ekonomi Kaltim turun 5,46 persen, ekonomi Indonesia triwulan II-2020 terhadap triwulan II-2019  juga mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 5,32 persen (y-on-y). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami kontraksi pertumbuhan tertinggi sebesar 30,84 persen.

“Dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa serta Impor Barang dan Jasa mengalami kontraksi pertumbuhan masing-masing sebesar 11,66 persen dan 16,96 persen,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik, Suhariyanto dalam rilisnya yang disampaikan secara virtual, Rabu (5/8/2020).

Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan II-2020 mencapai Rp3.687,7 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.589,6 triliun.

Menurut Suhariyanto, ekonomi Indonesia triwulan II-2020 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 4,19 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami kontraksi pertumbuhan tertinggi sebesar 29,22 persen.

“Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa serta Impor Barang dan Jasa mengalami kontraksi pertumbuhan masing-masing sebesar 12,81 persen dan 14,16 persen,” terangnya.

BPS mencatat ekonomi Indonesia semester I-2020 terhadap semester I-2019 mengalami kontraksi sebesar 1,26 persen (c-to-c). Dari sisi produksi, kontraksi pertumbuhan terbesar terjadi pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 15,07 persen.

Sementara dari sisi pengeluaran semua komponen terkontraksi, dengan kontraksi tertinggi terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 6,44 persen.

“ Struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan II-2020 didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa sebesar 58,55 persen, dengan kinerja ekonomi yang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 6,69 persen,” ucap Suhariyanto.

Sementara itu kelompok Pulau Maluku dan Papua mencapai pertumbuhan tertinggi sebesar 2,36 persen, walaupun kontribusinya terkecil (kurang dari tiga persen) dibanding kelompok pulau lainnya. (001)

Tag: