Ekonomi Kaltim Tumbuh Lambat Akibat PPKM

Koordinator Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Kaltim Yusniar Juliana (Foto : tangkapan layar youtube)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Perkembangan ekonomi di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sepanjang tahun 2021 mengalami pertumbuhan 2,48 persen, atau dengan capaian Rp484,3 triliun jika dilihat berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan.

Dari sisi pengeluaran, semua komponen tumbuh positif dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang sebesar 8,03 persen.

“Sedangkan dilihat dari sisi produksi, pertumbuhan terbesar terjadi pada lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang mencapai 13,34 persen,” kata Koordinator Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Kaltim Yusniar Juliana, melalui siaran youtube, Senin.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi tahun 2021 terjadi di semua provinsi di pulau Kalimantan. Sedangkan Provinsi Kaltim memberikan kontribusi tertinggi hingga mencapai 49,66 persen dengan pertumbuhan sebesar 2,48 persen.

Pertumbuhan yang tercatat 2,48 persen ini secara umum karena mulai melandainya kasus COVID-19, meski di tahun tersebut sempat ada kenaikan kasus COVID-19 yang kemudian pemerintah menerapkan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), sehingga berdampak pada melambatnya pertumbuhan ekonomi Kaltim.

“Dampak dari PPKM tersebut terlihat dari pertumbuhan PDRB secara triwulanan, yakni pada triwulan III-2021 terjadi perlambatan pertumbuhan ditinjau dari sisi lapangan usaha,” ujar Juliana.

Dari adanya PPKM, kemudian berdampak pada perlambatan di beberapa lapangan usaha, antara lain pada triwulan III-2021, lapangan usaha perdagangan tumbuh negatif 0,26 persen ketimbang triwulan II-2021.

Kemudian pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan negatif 3,72 persen, jika dibandingkan dengan triwulan II-2021.

Lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum yang di dalamnya terdapat hotel dan restoran, mengalami pertumbuhan negatif 3,55 persen ketimbang triwulan sebelumnya.

Untuk lapangan usaha industri pengolahan yang di dalamnya ada industri kilang migas pun mengalami pertumbuhan negatif pada triwulan III-2021, akibat dari menurunnya aktivitas masyarakat jika dibandingkan triwulan sebelumnya.

Ia juga mengatakan bahwa ekonomi Kaltim triwulan IV-2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami pertumbuhan 0,45 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 19,98 persen.

“Sementara dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi pemerintah (PKP) mengalami pertumbuhan tertinggi hingga mencapai 63,20 persen,” kata Juliana. (gh)

 

Tag: