Eks Peserta Ijtima di Gowa Asal Samarinda yang Terdata Baru 37 Orang

Ismed Kusasih (dua dari kanan) saat memberikan penjelasan kepada wartawan, di kantornya Jalan Milono, Samarinda, Sabtu (14/3) siang. (Foto : Niaga Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Dinas Kesehatan kota Samarinda, Kalimantan Timur, terus menelusuri warga Samarinda yang sebelumnya hadir di Gowa, Sulawesi Selatan. Sampai tengah hari ini, baru 37 orang yang berhasil diketahui identitasnya.

“Cluster ijtima Samarinda sampai dengan hari ini, ada 37 orang kami tracing, yang menunjukkan gejala sakit demam, batuk, pilek,” kata Plt Kadinkes Samarinda Ismed Kusasih, dalam penjelasannya, Senin (30/3).

Ismed menerangkan, dari pemeriksaan juga diketahui, beberapa orang diantaranya mengalami sesak nafas. “Dilakukan rapid test, semua negatif (terjangkit Covid-19). Direkomendasikan untuk isolasi di rumah selama 14 hari,” ujar Ismed.

Meski demikian, lanjut Ismed, penelusuran memang belum maksimal, menjangkau semua peserta asal Samarinda. Dinkes Samarinda terus mengimbau, eks peserta Ijtima melapor melalui hotline 112. “Iya (mengimbau yang belum terdata untuk melapor),” sebut Ismed.

Info grafis kasus Covid-19 kota Samarinda per Minggu (29/3). (Foto : Dinkes Samarinda)

Dijelaskan Ismed, hingga Minggu (28/3) pukul 17.00 Wita, untuk kasus Covid-19 di Samarinda masih mencatat 1 orang positif. Sedangkan pasien dalam pengawasan (PDP), masih 2 orang menunggu hasil laboratorium dan diisolasi di RSUD AW Syachranie, serta 98 orang masih dalam pemantauan (ODP).

“Tidak ada yang kami tingkatkan menjadi PDP. Samarinda baru satu orang positif. Semoga PDP tidak bertambah,” sebut Ismed.

Ismed juga menjelaskan, waktu yang diperlukan untuk menunggu hasil pemeriksaan laboratorium. “Laboratorium PCR di Indonesia baru 5 atau 6 di luar kalimantan, dan itu sekarang ngantri karena ribuan sample dari seluruh Indonesia. Makanya, menunggu hasil lab itu sekarang bisa 5-7 hari,” ungkapnya.

“Rapid test (test cepat) yang datang sekarang, membantu kita. Tapi jumlahnya juga terbatas. Tapi ingat, rapid test positif juga bukan diagnosa pasti. Ini hanya membantu kita, Dinkes untuk melalukan screening,” demikian Ismed.

Mengutip merdeka.com, Kamis (19/3), Pemprov Sulsel menyebut, meski kegiatan yang sedianya digelar 19-22 Maret 2020 dan diikuti sekitar 8.000 orang itu batal digelar, namun peserta dari Kaltim terbanyak berjumlah 1.322 orang. (006)

Tag: