Ekspansi Manufaktur Global Sedikit Melambat pada April 2022

Ilustrasi.

JAKARTA.NIAGA.ASIA Ekspansi manufaktur global masih berlanjut, namun sedikit melambat pada bulan April 2022. Perlambatan ini disebabkan berbagai tantangan global, seperti: restriksi Covid-19 ketat di Tiongkok, tensi geopolitik, disrupsi supply chain, dan kenaikan tekanan inflasi.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan hal itu dalam dalam Konferensi Pers APBN Kita di Aula Djuanda Kementerian Keuangan, Senin (23/05/2022).

Tekanan inflasi global dampak dari konflik geopolitik mendorong normalisasi kebijakan moneter negara maju. Hal ini menimbulkan volatilitas dan tekanan di pasar keuangan global serta memberikan downside risk terhadap prospek perekonomian global.

“IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2022 dari yang sebelumnya 4,4 persen (yoy) menjadi 3,6 persen (yoy),” kata Sri Mulyani.

Harga komoditi global masih mengalami peningkatan dan memberi tekanan pada inflasi domestik di berbagai negara, termasuk Indonesia. Pemerintah akan tetap mewaspadai perkembangan eskalasi risiko global saat ini terutama tekanan terhadap inflasi.

Normalisasi kebijakan The Fed dan konflik Rusia-Ukraina, menurut Menkeu,  menekan pasar keuangan negara berkembang.

“Pasar SBN (Surat Berharga Negara) Indonesia mulai terdampak meskipun terbatas, didukung likuiditas dan membaiknya kondisi fundamental domestik,” paparnya.

Selain itu, konflik Rusia-Ukraina juga menimbulkan kenaikan signifikan pada harga komoditas, khususnya pada sektor energi dan pangan. Dengan adanya faktor risiko tersebut, terdapat potensi kenaikan pendapatan dan belanja, termasuk meningkatnya risiko pembiayaan APBN.

“APBN bersifat antisipatif, mengoptimalkan perannya sebagai shock absorber antara lain untuk menjaga pemulihan ekonomi, melindungi kesehatan dan daya beli masyarakat, serta menjaga kesinambungan fiskal,” kata Menkeu.

Sumber: Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu | Editor: Intoniswan

Tag: