Ekspor Kepiting ke China Terhenti Akibat Wabah Virus Corona

Ilustrasi kepiting bertelur (foto: handout/Polair Polres Kukar)

TARAKAN.NIAGA.ASIA – Virus corona yang merebak di China, berdampak pada perekonomian negara tersebut. Imbasnya, juga terasa ke beberapa negara Asia lainnya, termasuk Indonesia. Seperti yang dialami pengusaha kepiting di Tarakan, Kalimantan Utara.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kaltara Nurhasan mengatakan, akibat virus Corona itu, ekspor penjualan kepiting ke China mengalami penurunan.

Biasanya, momentum Hari Raya Imlek, permintaan kepiting meningkat setiap tahunnya tujuan ke negeri tirai bambu itu, dengan harga yang fantastis.

“Tapi kali ini puluhan ton kepiting bertelur yang sedianya siap diekspor ke China, tidak diterima di China karena adanya virus Corona,” ungkap Nurhasan.

Menurut Nurhasan, kondisi tersebut telah berlangsung selama lima hari terakhir. “Karena pasar di China banyak yang tutup. Sehingga tidak ada yang beli. Akibatnya sektor perikanan kita di Tarakan juga terkena imbasnya, yakni pembelian kepiting dari Tarakan disetop semua,” ujarnya.

Karena tidak bisa lagi diekspor ke China, Nurhasan mengungkapkan, banyak kepiting yang sudah siap ekspor mengalami kematian. Padahal, kepiting ini sudah ada yang sampai di Malaysia, namun tidak bisa diberangkatkan ke China, karena tidak ada yang beli.

“Kerugian kita diperkirakan sekitar Rp20 miliar dengan rincian sekali kirim sekitar 15 ton dikalikan Rp400 ribu per kilonya. Tahun lalu justru harga kepiting kita sampai Rp 500 ribu per kilogram,” ungkapnya.

Untuk menekan kerugian, lanjut Nurhasan, saat ini pengusaha terpaksa melepaskan kembali kepiting yang masih hidup, ke lokasi pertambakan. Mengingat, pembeli lokal tidak ada yang sanggup membeli dengan harga tinggi.

“Permasalahan ini sudah kita sampaikan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Harapannya ada solusi dari KKP terkait anjloknya ekspor kepiting bertelur di Tarakan,” demikian Nurhasan. (003)