SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Empat narapidana lembaga pemasyarakatan (Lapas) kelas IIA Samarinda diduga berpesta minuman keras (miras) oplosan Kamis malam. Tiga orang tewas dan satu dirawat di rumah sakit setelah mengalami kejang-kejang. Diduga para napi mencampur minuman ringan sachet dengan cairan hand sanitizer.
Keterangan diperoleh niaga.asia empat narapidana itu adalah Irvan, Rizki, Rusmanto dan Carlos. Keempatnya adalah narapidana kasus narkoba dan juga kasus perlindungan anak.
Peristiwa itu berawal sekitar pukul 22.00 Waktu Indonesia Tengah hari Kamis. Dilaporkan warga binaan pemasyarakatan (WBP) ada sesama mereka yang mengalami kejang di dalam kamar sel.
Empat narapidana satu per satu dilarikan ke rumah sakit mulai pukul 22.00-00.00 Waktu Indonesia Tengah. Tiga orang Irvan, Rizki dan Rusmanto meninggal di rumah sakit. Di mana narapidana terbaru yang meninggal sekitar pukul 07.30 Waktu Indonesia Tengah pagi ini tadi.
Tiga jenazah narapidana bukan warga Samarinda itu ada di RS Abdul Wahab Syachranie. Satu-satunya narapidana yang masih dalam perawatan intensif rumah sakit yang sama adalah Carlos.
Diduga keempatnya mengalami kejang sehingga tiga di antaranya meninggal usai menenggak minuman bercampur alkohol. Diduga alkohol itu adalah cairan hand sanitizer.
Ilham Agung Setyawan, kepala Lapas Kelas IIA Samarinda mengatakan kecurigaan sementara WBP itu usai menenggak minuman kemasan sachet buah yang memang dijual di dalam Lapas, dicampur dengan cairan alkohol.
“Bisa jadi hand sanitizer, bisa jadi juga berupa alkohol. Ini bagaimana masuknya ke dalam, sedang proses pendalama . Masuknya lewat mana dan seperti apa, sedang dalam proses pendalaman,” kata Ilham dalam pernyataannya Jumat.
Di dalam Lapas memang menjual minuman sachet. Dia membenarkan tiga orang warga binaan meninggal dunia, dan satu orang masih dalam perawatan. Semua WBP yang ada di dalam sel bersama keempat narapidana itu sudah dimintai keterangan.
“Mungkin nikin minuman kalau di sini bilang gaduk, ya (oplosan),” Ilham menerangkan.
Lapas Kelas IIA Samarinda sudah menghubungi Polresta Samarinda. Penanganan dan penyelidikan selanjutnya diserahkan ke kepolisian.
“Kami sudah hubungi Polresta Samarinda. Kita serahkan, dan kita tunggu seperti apa. Nanti akan ada surat visum (visum et repertum) supaya tidak ada kecurigaan segala macam,” Ilham menerangkan.
Sejauh ini menurut Ilham, tim identifikasi dari unit Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (INAFIS) dan unit kejahatan dan kekerasan satuan reserse kriminal Polresta Samarinda sudah mendatangi Lapas.
“Kita sudah koordinasi. Dan bagaimana nanti kita tunggu,” kata Ilham.
Sementara, Komisaris Besar Polisi Ary Fadli, kepala Polresta Samarinda membenarkan empat orang warga binaan mengalami kejang dan dibawa ke rumah sakit. Tiga di antaranya dinyatakan meninggal dunia dan satu kritis di rumah sajit.
“Ini masih kita lakukan pengecekan dan rekan-rekan dari Lapas, apa yang menjadi penyebabnya. Nanti kalau sudah ada hasilnya akan saya informasikan,” kata Ary ditemui di Polsek Samarinda Seberang Jumat sore.
Terkait dugaan keempat narapidana itu berpesta miras hingga mengalami kejang, kepolisian belum bisa memastikan. Demikian juga dengan barang bukti yang dibawa kepolisian daru dalam Lapas dan juga jumlah saksi yang diminta keterangan terkait peristiwa itu.
“Ini sedang ditindaklanjuti dan nanti akan saya sampaikan,” Ary menjelaskan.
Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi
Tag: Lapas SamarindaMinuman KerasMirasPeristiwaPolresta SamarindaPolriSamarinda