Empat Tersangka Pemalsu Rapid Antigen di Berau, Salah Satunya PNS Puskesmas

Tersangka kasus pemalsuan hasil rapid antigen (Foto : istimewa)

TANJUNG REDEB.NIAGA.ASIA – Polres Berau hari ini menetapkan 4 tersangka kasus pemalsuan hasil cepat antigen, di Bandara Kalimarau Berau. Satu diantaranya adalah PNS di salah satu Puskesmas di Bumi Batiwakkal.

Keempat tersangka adalah SPR (54) dan PA (32) warga Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Dua lainnya adalah warga Tanjung Redeb Berau, IH (27) serta EP (37).

Kasus pemalsuan itu terbongkar Minggu (25/4) kemarin. Calon penumpang SPR dan PA hendak berangkat menuju Semarang dan lebih dulu transit di Balikpapan. Saat pengecekan, dicurigai keduanya menggunakan hasil rapid antigen palsu.

“Dicek ternyata benar palsu,” kata Kapolres Berau AKBP Edy Setyanto Erning Wibowo, dikutip Niaga Asia dalam penjelasan resmi di kantornya, Senin (26/4).

Edy menerangkan, lantaran dipastikan palsu berarti kedua calon penumpang, SPR dan PA, tidak melakukan prosedur pemeriksaan antigen sebagaimana mestinya.

“Melalui IH memberitahukan temannya bisa mengeluarkan surat antigen tanpa pengecekan. Yang dia maksud adalah EP. Keduanya, SPR dan PA, membayar Rp 600 ribu dan surar hasil antigen keluar,” ungkap Edy.

EP lantas diamankan kepolisian. “Diketahui, EP ini sudah mengeluarkan lebih dari 10 surat rapid antigen palsu. Kemungkinan akan bertambah, kita akan cek CPU komputer dan HP-nya,” terang Edy.

“Yang bersangkutan (EP) adalah petugas Puskesmas di Berau, status PNS. Dua lembar surat Rp 600 ribu berarti per lembar Rp 300 ribu tanpa melewati prosedur rapid tes antigen sebagaimana mestinya,” tambah Edy.

Dari kasus itu, selain mengamankan 2 lembar surat rapid antigen palsu, polisi juga mengamankan handphone IH. Juga 1 unit komputer, stempel dan uang Rp 600 ribu berikut handphone dari pelaku EP.

“Kami kenakan pasal 263 ayat 1 dan 2 subsider pasal 268 KUHP ayat 1 tentang pemalsuan surat. Ancamannnya 6 tahun penjara,” jelas Edy.

“Kita imbau masyarakat Berau tolong patuhi aturan. Jangan mau gunakan surat palsu. Kalau positif akan jadi masalah baru, karena bisa menulari ke orang lain,” demikian Edy.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

Tag: